Proses Bleeding Ikan Patin
Ikan Patin digolongkan pada kelompok catfish, kelompok
ikan yang berkumis seperti lele atau baung.
Ikan Patin termasuk komoditas ikan air tawar yang di
Indonesia perkembangannya sangat pesat.
Ada 3 jenis Ikan Patin di Indonesia, namun yang
dibudidayakan adalah Patin Siam (Pangasius hiphotalamus) karena species ini
mempunyai kemampuan mentolerir kondisi perairan yang jelek dan dapat hidup pada
salinitas 7 dengan pH 6,5 -7,5.
Serta dagingnya berwarna cerah atau putih, dan daging warna
putih inilah yang sekarang dicari konsumen terutama untuk eksport.
Wilayah Sumatera adalah sebagai daerah pengembangan ikan
patin yang cukup besar, terlebih memang ada jenis Ikan Patin yang berasal dari
Jambi.
Sehingga Ikan Patin tidak asing lagi dan menjadi menu
favorit di setiap masakan orang Sumatra. Wilayah lain di Indonesia untuk
pengembanagan Ikan Patin diantaranya Kalimantan dan Jawa.
Produksi Ikan Patin di Indonesia berkembang
cukup pesat, menurut Statistik perikanan budidaya tahun 2008 produksi
patin mencapai 52.470 Ton dan tidak tanggung-tanggung pada tahun 2016
ditarget 6 juta Ton.
Penghasil Ikan Patin terbesar dunia adalah Vietnam dengan
total produksi pertahun 3 juta Ton.
Daging Ikan Patin termasuk daging ikan yang enak dimakan dan
digemari lidah orang sumatera yang sudah sangat akrab dengan daging ikan patin.
Berbagai olahannya pun sudah bisa dibuat seperti Patin asap
dan abon patin, kerupuk Ikan Patin, bakso ikan dan yang paling terkenal adalah
pindang Ikan Patin.
Walaupun rasa daging Ikan Patin sudah terasa enak namun ada
lagi cara agar bisa mengurangi amis serta pengau dan menjadikan Ikan Patin
gurih dan lezat bagai diberi bumbu masak penyedap rasa yaitu dengan cara di
Bleeding.
Apakah Bleeding pada Ikan Patin itu..?
Bleeding adalah istilah baru dalam perikanan yang kurang
lebih diartikan sebagai cara penyembelihan Ikan Patin dengan menggunakan pisau
atau gunting tanaman yang memotong urut darah sekitar tenggorokan atau di bawah
overculum agar darahnya bisa keluar dan dilakukan dalam sebuah wadah yang
sebaiknya wadah itu berisi air mengalir.
Prinsipnya adalah Ikan Patin yang akan diolah dalam proses
kematiannya harus mengeluarkan darah, sehingga dengan darahnya keluar maka bau
amis dan pengau hilang dan rasapun menjadi gurih lezat.
Adapun cara Bleeding sangat mudah yaitu :
- Siapkan bahan atau wadah yang berisi air lebih baik jika
airnya ngalir.
- Siapkan alat pemotong urat darah bisa pisau atau gunting
tanaman.
- Potonglah urat atau bagian yang terletak di bawah insang
(overculum).
- Setelah itu ikan yang sudah dipotong dan mengeluarkan
darah ditempatkan pada wadah yang berisi air, biarkan beberapa saat sampai
darahnya keluar semua.
Adapun ukuran Ikan Patin yang dapat di Bleeding bisa semua
ukuran, untuk hasil yang lebih memudahkan kita untuk membleeding ikan yang di
ukuran 800 ons ke atas.
Ukuran besar memudahkan dalam cara fillet dan hasilnya lebih
memenuhi standard permintaan pasar.
Selain pada rasa, Bleeding ini juga berpengaruh terhadap
harga.
Jika Ikan Patin tanpa Bleeding dan dijual hidup maka
harganya sekitar Rp.17.000/Kg sedangkan jika sudah di Bleeding dan dalam
keadaan mati harganya menjadi Rp.18.000/Kg.
Proses Bleeding Pada Ikan Lele
Cara mematikan Lele dengan menggunakan garam tidak
dianjurkan.
Hal itu karena justru mematikan Lele perlahan-lahan dan
banyak lendir keluar sehingga berpengaruh terhadap rasa daging fillet.
Lele berukuran besar memiliki tenaga yang sangat kuat sehingga
dipingsankan terlebih dahulu sebelum pemotongan.
Cara terbaik memingsankan Lele dengan cara "Cold
Shock", yaitu menggunakan air es 4-5°C sekitar 10-20 menit sehingga Lele
pingsan dan tidak bergerak lagi.
Setelah itu, Lele dipotong dibagian pembuluh darah tepat di
belakang "Spina Pectoral" (tengkuk) kemudian biarkan 5-10 menit
sehingga darah keluar (Bleeding).
Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment