Thursday, 8 December 2016

SORGUM & DIET

Sorgum : Kandungan Tinggi, Kaya Manfaat, Dukung Gluten Free Diet

Sorgum merupakan salah satu komoditas yang menarik untuk diselami lebih dalam.
Memiliki karakter tanaman yang kuat, tahan kering, beresiko kegagalan produksi rendah dan input pertanian yang rendah.

Sorgum batang manis (Sorghum bicolor L) mudah ditemukan di Indonesia.
Di Bali, sorgum ini dikenal dengan nama Jagung gimbal.
Masyarakat Bali sudah mengolah biji sorgum menjadi tepung sorgum untuk dijadikan jajanan khas Bali.
Salah satu lokasi percontohan budidaya sorgum yang dipelopori oleh BPTP Bali ada di Desa Tiga, Bangli.

Selain biji sorgum, semua bagian tanaman sorgum dapat dimanfaatkan.
Bahkan sorgum juga bisa ditanam sebagai tanaman sela, tidak harus monokultur.

Tepung biji sorgum mempunyai kandungan tak kalah dengan tepung serealia lain seperti jagung, gandum, dan barley.
Biji sorgum mengandung tiga jenis karbohidrat yaitu : pati, gula terlarut, dan serat.
Kandungan gula terlarut pada sorgum terdiri dari sukrosa, glukosa, fruktosa dan maltosa. 

Sorgum juga mengandung serat tidak larut air atau serat kasar dan serat pangan, masing-masing sebesar 6,5-7,9% dan 1,1-1,23%.
Kandungan protein pun seimbang dengan jagung sebesar 10,11% sedangkan jagung 11,02%.

Begitu pula dengan kandungan patinya sebesar 80,42% sedangkan kandungan pada jagung 79,95%.
Hanya saja, yang membuat tepung sorgum sedikit peminat adalah karena tidak adanya gluten seperti pada tepung terigu.
Masyarakat kita sudah tenggelam dalam nikmatnya elasitisitas terigu, karena tingginya gluten, dan inilah yang membuat adonan mie, dan roti menjadi elastis.

Terlalu banyak makan dari bahan pangan bergluten tidaklah terlalu baik untuk kesehatan, karena dapat menyebabkan celiac desease.
Ini merupakan salah satu titik tolak bahwa alternatif tepung yang sehat dapat dikonsumsi adalah tepung sorgum.

Sorgum, dikenal memiliki manfaat yang lebih baik daripada tepung terigu karena gluten free serta memiliki angka glikemik index yang rendah sehingga turut mendukung tren gerakan konsumen gluten free diet seperti di negara-negara maju.

BPTP Bali telah melakukan beberapa pengkajian diantaranya adalah dengan mengolahnya menjadi kue kering dan mie kering.


Tak hanya gluten free, beberapa senyawa fenolik sorgum diketahui memiliki aktivitas anti oksidan, anti tumor dan dapat menghambat perkembangan virus sehingga bermanfaat bagi penderita penyakit kanker, jantung dan HIV-1.


Semoga bermanfaat...

No comments:

Post a Comment