Saturday, 17 December 2016

PENGENDALIAN HAMA PUTIH PALSU (Cnaphalocrosis medinalis Guenee) PADA TANAMAN PADI




Hama ini disebut hama putih palsu karena gejala serangannya hampir menyerupai gejala serangan hama putih.

Hama putih palsu biasanya menjadi hama penting pada tanaman padi yang dipupuk berat.
Ledakan populasi/jumlah dapat terjadi pada musim tanam setelah melewati musim kemarau yang panjang.

Gejala Serangan:

- Daun bergulung dan terdapat garis-garis putih transparan sepanjang 15–20 cm.

- Dalam setiap daun terdapat lebih dari 1 garis.

- Garis-garis putih transparan tersebut sejajar dengan dengan ibu tulang daun.

- Jika terjadi serangan berat, maka setiap tanaman banyak terdapat gulungan-gulungan daun.

- Daun yang rusak berat akan mengering dan sawah yang terserang berat tampak seperti
   terbakar.

- Serangan akan menimbulkan kerugian besar jika daun bendera (daun yang tegak lurus ke atas) 
   ikut rusak.


Cara Pengendalian:

a. BUDIDAYA / KULTUR TEKNIK

- Mengurangi dosis pupuk N (seperti Urea). Lakukan pupuk berimbang antara N, P dan K.

- Memberantas gulma (rumput pengganggu) di pematang sawah


b. HAYATI / ALAMI

- Tingkat kematian yang tinggi yang sering terjadi di lapangan merupakan akibat dari aktivitas musuh alaminya.

- Musuh alami dapat menyerang hama putih palsu mulai dari fase telur hingga fase dewasa (imago/ngengat).

- Contoh musuh alami hama putih palsu  yaitu parasit telur berupa tabuhan Apanteles ruficrus, parasit ulat (larva) Melcha maculiceps dan parasit kepompong (pupa) Brachymeria sp.


c.  KIMIAWI

- Jika hama telah menyerang sampai pada ambang batas ekonomi maka baru diperlukan pengendalian menggunakan insektisida kimiawi

- Insektisida yang digunakan antara lain yaitu :
  • Kiltop 50 EC
  • Marshal 200 EC
  • Tomafur 3 G
  • Bancol 50 WP
  • Bassa 500 EC
  • Currater 3 G
  • Dharmafur 3 G
  • Furadan 3 G
  • Indobas 500 EC
  • Mipcin 50 WP
  • Tomafur 3 G
  • Kempo 400 SL

Semoga bermanfaat...

No comments:

Post a Comment