Monday 12 December 2016

PENYAKIT MOLER / MULET / INUL PADA TANAMAN BAWANG MERAH




Penyakit Moler ini mempunyai sebutan bermacam–macam, disetiap daerah mempunyai julukan yang berbeda-beda misalnya didaerah Nganjuk disebut Mulet atau Moler, didaerah lain disebut inul, ceker ayam, penyakit ini mula-mula ditandai dengan adanya warna putih pada pangkal batang/bakal umbi tanaman bawang merah dan kemudian daunnya menjulang tak wajar dan mulai melintir, selanjutnya daunnya rebah dan orak arik tak beraturan .

Penyakit Moler/Mulet ini disebabkan oleh Cendawan Fusarium oxysporum, serangan paling parah terjadi saat puncak musim hujan dan terutama pada daun tanaman bawang merah yang terlalu subur.

Berikut ini penyebab tanaman bisa terserang penyakit Moler/Mulet .

1. Benih/bibit bawang merah yang kurang sehat
Benih bawang yang sudah terinfeksi penyakit Muler/Molet atau benih/bibit bawang merah yang  kurang sehat dapat menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit Moler/Mulet, untuk itu harus di perhatikan cara pemilihan bibit bawang merah, bibit bawang merah harus sehat, tidak cacat, padat.

2. Memilih Bibit Bawang Merah Kurang Tepat.
Memilih varietas bibit bawang merah harus tepat, misalnya jenis Bauji harus di tanam saat musim hujan dan jenis Thailand harus ditanam pada musim kemarau. 

“Tetapi ada perbedaan sedikit antara tanah lempung dan tanah pasir yang akan ditanami bawang merah, untuk tanah pasir, benih jenis Thailand masih toleran/bisa ditanam pada saat awal musim hujan, yaitu tanam pada bulan Oktober, Nopember dan awal desember, sedangkan setelah bulan itu, tanaman rawan terserang Moler/Mulet.
Untuk jenis tanah lempung tidak bisa ditanam benih bawang merah jenis Thailand, walaupun pada awal musim hujan karena tanah lempung menyimpan air dan tidak cepat kering.“

3. Tanaman bawang merah terlalu subur dan rapat.
Daun yang subur dan jarak tanaman yang rapat akan mudah terserang cendawan  fusarium oxyporum, terutama pada puncak musim hujan, karena daun sudah terlalu banyak unsur N (Nitrogen) dan ditambah lagi dengan air hujan yang kaya unsur N, maka pertumbuhan daun akan over dan tidak ditunjang dengan penguatan batang tanaman sehingga cendawan fusarium oxyprorum masuk menyerang.

Cara Pencegahannya : 
Untuk mencegah agar daun bawang merah tidak terlalu vigor dan rapat maka pemupukan tanaman bawang merah pada musim hujan harus dikurangi unsur N (Nitrogen) dan ditambahkan Phospat dan Kalium.

Sedangkan apabila daun bawang merah sudah terlanjur vigor, maka penyemprotannya harus ditambahkan fungisida berbahan aktif Difenokonazol dan Azoksistrobin merk dagangnya Amistartop 325 sc.

Untuk dosisnya  :
8 ml atau 1 sendok makan per 17 liter air untuk awal musim hujan, dan  20–25 ml atau 2-3 sendok makan  per 17 liter air pada puncak musim hujan.

Selain itu jangan gunakan dulu fungisida berbahan aktif Propinep  (Antracol 70 wp, Agrocol wp, Aurora 70 dll) karena daun bisa terlalu vigor gantikan dengan fungisida berbahan aktif mancozeb (dithane, manzete, indothane dll).

Semoga bermanfaat...

No comments:

Post a Comment