Penyakit Moler ini mempunyai sebutan bermacam–macam,
disetiap daerah mempunyai julukan yang berbeda-beda misalnya didaerah Nganjuk
disebut Mulet atau Moler, didaerah lain disebut inul, ceker ayam, penyakit
ini mula-mula ditandai dengan adanya warna putih pada pangkal batang/bakal umbi
tanaman bawang merah dan kemudian daunnya menjulang tak wajar dan mulai
melintir, selanjutnya daunnya rebah dan orak arik tak beraturan .
Penyakit Moler/Mulet ini disebabkan oleh Cendawan
Fusarium oxysporum, serangan paling parah terjadi saat puncak musim hujan dan
terutama pada daun tanaman bawang merah yang terlalu subur.
Berikut ini penyebab tanaman bisa terserang penyakit
Moler/Mulet .
1. Benih/bibit bawang merah yang kurang sehat
Benih bawang yang sudah terinfeksi penyakit Muler/Molet atau
benih/bibit bawang merah yang kurang sehat dapat menyebabkan tanaman
mudah terserang penyakit Moler/Mulet, untuk itu harus di perhatikan cara
pemilihan bibit bawang merah, bibit bawang merah harus sehat, tidak cacat,
padat.
2. Memilih Bibit Bawang Merah Kurang Tepat.
Memilih varietas bibit bawang merah harus tepat, misalnya
jenis Bauji harus di tanam saat musim hujan dan jenis Thailand harus ditanam
pada musim kemarau.
“Tetapi ada perbedaan sedikit antara tanah lempung dan tanah
pasir yang akan ditanami bawang merah, untuk tanah pasir, benih jenis Thailand
masih toleran/bisa ditanam pada saat awal musim hujan, yaitu tanam pada bulan
Oktober, Nopember dan awal desember, sedangkan setelah bulan itu, tanaman
rawan terserang Moler/Mulet.
Untuk jenis tanah lempung tidak bisa ditanam benih bawang
merah jenis Thailand, walaupun pada awal musim hujan karena tanah lempung
menyimpan air dan tidak cepat kering.“
3. Tanaman bawang merah terlalu subur dan rapat.
Daun yang subur dan jarak tanaman yang rapat akan mudah
terserang cendawan fusarium oxyporum, terutama pada puncak musim
hujan, karena daun sudah terlalu banyak unsur N (Nitrogen) dan
ditambah lagi dengan air hujan yang kaya unsur N, maka pertumbuhan daun
akan over dan tidak ditunjang dengan penguatan batang tanaman sehingga cendawan
fusarium oxyprorum masuk menyerang.
Cara Pencegahannya :
Untuk mencegah agar daun bawang merah tidak terlalu vigor
dan rapat maka pemupukan tanaman bawang merah pada musim hujan harus dikurangi
unsur N (Nitrogen) dan ditambahkan Phospat dan Kalium.
Sedangkan apabila daun bawang merah sudah terlanjur vigor,
maka penyemprotannya harus ditambahkan fungisida berbahan aktif Difenokonazol
dan Azoksistrobin merk dagangnya Amistartop 325 sc.
Untuk dosisnya :
8 ml atau 1 sendok makan per 17 liter air untuk awal musim
hujan, dan 20–25 ml atau 2-3 sendok makan per 17 liter air pada
puncak musim hujan.
Selain itu jangan gunakan dulu fungisida berbahan
aktif Propinep (Antracol 70 wp, Agrocol wp, Aurora 70 dll)
karena daun bisa terlalu vigor gantikan dengan fungisida berbahan
aktif mancozeb (dithane, manzete, indothane dll).
Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment