Saturday, 24 December 2016

SEJARAH HUMIC ACID-HUMATE (ASAM HUMAT)


     Berawal sekitar 60 tahun yang lalu, Lydia Khristeva seorang peneliti dari Universitas Kherson USSR, berhasil menghasilkan Asam Humus (Humid Acid) dari tanah biasa, dan kemudian disiramkan pada tanaman.
Ternyata pertumbuhan tanaman tersebut meningkat pesat disertai dengan pembentukan sistem akar yang kuat.
Untuk pertama kali aktifitas biologi humate ditemukan. Lydia Khristeva mendedikasikan seluruh hidupnya untuk meneliti Humate.
Kemudian penelitian tersebut ditindaklanjuti oleh peneliti-peneliti dari negara lain seperti Uzbekistan, Cekoslovakia, Italia, dan Amerika, dll. 

TEORI HUMATE
      Asam Humus (Humid Acid) adalah sebuah substansi yang memiliki struktur yang kompleks dengan berat molekul 1500.
Secara praktis tidak larut (insoluble) atau mengendap dengan asam tetapi larut (soluble) dengan basa.
Struktur kimia humid acid memiliki banyak gugus fungsional antara lain : 

1. Gugus karboksil (-COOH) dan gugus phenol (-OH), keduanya memiliki muatan ion negatif sehingga mampu mengikat ion positif logam berat dan membentuk sebuah kompleks organo logam atau senyawa khelat (chelate).

2. Gugus kuinon yang mampu menangkap dan mengumpulkan energi sinar matahari dan merubahnya dalam bentuk tingkat energi yang lebih tinggi.

MANFAAT HUMIC ACID BAGI TANAH
     Humid Acid yang terkandung dalam humate bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Peranan Humic Acid bagi tanah adalah kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisika, biologi, dan kimia tanah.

1. PENGARUH HUMIC ACID PADA SIFAT FISIKA TANAH
 Humic Acid mempunyai kemampuan arbsorsi air sekitar 80-90%.
Sehingga pergerakan air secara vertikal (infiltrasi) semakin meningkat dibanding secara horisontal, berguna untuk mengurangi resiko erosi pada tanah.
Selain itu juga meningkatkan kemampuan tanah menahan air.
Humic Acid berperan sebagai granulator atau memperbaiki struktur tanah.
Terjadi karena tanah mudah sekali membentuk kompleks dengan Humid Acid, terjadi karena meningkatnya populasi mikroorganisme tanah, diantaranya adalah jamur, cendawan dan bakteri.
Karena Humic Acid digunakan sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya.
Cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat.
Sedangkan bakteri berfungsi sebagai semen yang menyatukan agregat, sementara jamur dapat meningkatkan fisik dari butir-butir prima.
Hasilnya adalah tanah yang lebih gembur berstruktur remah dan relatif lebih ringan.

Meningkatkan aerasi tanah akibat dari bertambahnya pori tanah (porositas) akibat pembentukan agregat.
Udara yang terkadung dalam pori tanah tersebut umumnya didominasi oleh gas-gas O2, N2, dan CO2.
Hal ini penting bagi pernapasan (respirasi) mikroorganisme tanah dan akar tanaman.
Menggelapkan warna tanah menjadi semakin coklat kehitaman, sehingga meningkatkan penyerapan radiasi sinar matahari yang akan meningkatkan suhu tanah menjadi lebih hangat.

2. PENGARUH HUMIC ACID PADA SIFAT KIMIA TANAH
      Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK).
Peningkatan tersebut menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara atau nutrisi.
Humic Acid membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindingi unsur tersebut dari pencucian oleh air hujan. Unsur N, P dan K diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme sehingga dapat dipertahankan dan sewaktu-waktu dapat diserap oleh tanaman.
Sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia.Humic Acid mampu mengikat logam berat (membentuk senyawa khelate) kemudian mengendapkannya sehingga mengurangi keracunan tanah.

Meningkatkan pH tanah asam akibat penggunaan pupuk kimia yang terus menerus.
Terutama tanah yang banyak mengandung alumunium.
Karena Humic Acid mengikat Al sebagai senyawa kompleks yang sulit larut dalam air (insoluble) sehingga tidak dapat terhidrolisis.

Ikatan kompleks yang terjadi antara Humic Acid dengan Fe dan Al merupakan antisipasi terhadap ikatan yang terjadi antara unsur P (phosphorus) dengan Al dan Fe, sehingga unsur P dapat terserap secara maksimal oleh tanaman.

3. PENGARUH HUMIC ACID PADA SIFAT BIOLOGI TANAH
 Akibat pengaruh humic acid terhadap sifat fisika dan kimia tanah, sehingga menciptakan situasi tanah yang kondusif untuk menstimulasi perkembangan menstimulasi tanah yang berfungsi dalam proses dekomposisi yang menghasilkan humus (humification).

Aktifitas mikroorganisme di atas tanah akan menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auxin, sitokinin dan giberillin

 AUXIN
 Berfungsi :
Merangsang proses perkecambahan biji;Memacu proses terbentuknya akar dan pertumbuhannya;

Merangsang pucuk tanaman dan akar yang tak mau berkembang menjadi mampu berkembang kembali.
 
SITOKININ
 Berfungsi :
Memacu pembelahan dan pembesaran sel sehingga mampu memacu pertumbuhan.
Merangsang pembentukan tunas-tunas baru.
Mencegah kerusakan pada hasil panenan, sehingga lebih awet.
 
GIBERILIN
 Berfungsi :
Meningkatkan pembungaan dan pembuahan.
Meningkatkan prosentase jadinya bunga dan buah.
Mengurangi kerontokan bunga dan buah.
Mendorong partenokarpi atau pembuahan tanpa proses penyerbukan.

MANFAAT HUMIC ACID BAGI TANAMAN
 Humate bermanfaaat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Terdapat dua proses penting yaitu :

Peningkatan energi sel tanaman dan sebagai hasilnya adalah intensifikasi proses pertukaran ion.
Sehingga mempercepat pertumbuhan sistem akar dan membuat akar lebih panjang.
Peningkatan penetrasibilitas (kemampuan penyerapan) membran sel tanaman.
Memudahkan nutrisi untuk terserap ke dalam sel serta mempercepat proses pernapasan (respirasi) tanaman.

Pembentukan sistem akar yang kuat dan panjang memberikan efek yang baik tanaman.
Daya serap dan jelajah akar semakin maksimal untuk mencari unsur hara dan nutrisi dalam tanah. Kemampuan sel tanaman dalam menyerap nutrisi semakin baik, sebagai akibat dari kapasitas tukar kation (KTK) Humic Acid sangat tinggi (perlu diketahui bahwa penyerapan nutrisi oleh tanaman melalui mekanisme pertukaran ion).


Semoga bermanfaat...

No comments:

Post a Comment