Saturday, 24 December 2016

SEJARAH HUMIC ACID-HUMATE (ASAM HUMAT)


     Berawal sekitar 60 tahun yang lalu, Lydia Khristeva seorang peneliti dari Universitas Kherson USSR, berhasil menghasilkan Asam Humus (Humid Acid) dari tanah biasa, dan kemudian disiramkan pada tanaman.
Ternyata pertumbuhan tanaman tersebut meningkat pesat disertai dengan pembentukan sistem akar yang kuat.
Untuk pertama kali aktifitas biologi humate ditemukan. Lydia Khristeva mendedikasikan seluruh hidupnya untuk meneliti Humate.
Kemudian penelitian tersebut ditindaklanjuti oleh peneliti-peneliti dari negara lain seperti Uzbekistan, Cekoslovakia, Italia, dan Amerika, dll. 

TEORI HUMATE
      Asam Humus (Humid Acid) adalah sebuah substansi yang memiliki struktur yang kompleks dengan berat molekul 1500.
Secara praktis tidak larut (insoluble) atau mengendap dengan asam tetapi larut (soluble) dengan basa.
Struktur kimia humid acid memiliki banyak gugus fungsional antara lain : 

1. Gugus karboksil (-COOH) dan gugus phenol (-OH), keduanya memiliki muatan ion negatif sehingga mampu mengikat ion positif logam berat dan membentuk sebuah kompleks organo logam atau senyawa khelat (chelate).

2. Gugus kuinon yang mampu menangkap dan mengumpulkan energi sinar matahari dan merubahnya dalam bentuk tingkat energi yang lebih tinggi.

MANFAAT HUMIC ACID BAGI TANAH
     Humid Acid yang terkandung dalam humate bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Peranan Humic Acid bagi tanah adalah kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisika, biologi, dan kimia tanah.

1. PENGARUH HUMIC ACID PADA SIFAT FISIKA TANAH
 Humic Acid mempunyai kemampuan arbsorsi air sekitar 80-90%.
Sehingga pergerakan air secara vertikal (infiltrasi) semakin meningkat dibanding secara horisontal, berguna untuk mengurangi resiko erosi pada tanah.
Selain itu juga meningkatkan kemampuan tanah menahan air.
Humic Acid berperan sebagai granulator atau memperbaiki struktur tanah.
Terjadi karena tanah mudah sekali membentuk kompleks dengan Humid Acid, terjadi karena meningkatnya populasi mikroorganisme tanah, diantaranya adalah jamur, cendawan dan bakteri.
Karena Humic Acid digunakan sebagai penyusun tubuh dan sumber energinya.
Cendawan tersebut mampu menyatukan butir tanah menjadi agregat.
Sedangkan bakteri berfungsi sebagai semen yang menyatukan agregat, sementara jamur dapat meningkatkan fisik dari butir-butir prima.
Hasilnya adalah tanah yang lebih gembur berstruktur remah dan relatif lebih ringan.

Meningkatkan aerasi tanah akibat dari bertambahnya pori tanah (porositas) akibat pembentukan agregat.
Udara yang terkadung dalam pori tanah tersebut umumnya didominasi oleh gas-gas O2, N2, dan CO2.
Hal ini penting bagi pernapasan (respirasi) mikroorganisme tanah dan akar tanaman.
Menggelapkan warna tanah menjadi semakin coklat kehitaman, sehingga meningkatkan penyerapan radiasi sinar matahari yang akan meningkatkan suhu tanah menjadi lebih hangat.

2. PENGARUH HUMIC ACID PADA SIFAT KIMIA TANAH
      Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK).
Peningkatan tersebut menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara atau nutrisi.
Humic Acid membentuk kompleks dengan unsur mikro sehingga melindingi unsur tersebut dari pencucian oleh air hujan. Unsur N, P dan K diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikroorganisme sehingga dapat dipertahankan dan sewaktu-waktu dapat diserap oleh tanaman.
Sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia.Humic Acid mampu mengikat logam berat (membentuk senyawa khelate) kemudian mengendapkannya sehingga mengurangi keracunan tanah.

Meningkatkan pH tanah asam akibat penggunaan pupuk kimia yang terus menerus.
Terutama tanah yang banyak mengandung alumunium.
Karena Humic Acid mengikat Al sebagai senyawa kompleks yang sulit larut dalam air (insoluble) sehingga tidak dapat terhidrolisis.

Ikatan kompleks yang terjadi antara Humic Acid dengan Fe dan Al merupakan antisipasi terhadap ikatan yang terjadi antara unsur P (phosphorus) dengan Al dan Fe, sehingga unsur P dapat terserap secara maksimal oleh tanaman.

3. PENGARUH HUMIC ACID PADA SIFAT BIOLOGI TANAH
 Akibat pengaruh humic acid terhadap sifat fisika dan kimia tanah, sehingga menciptakan situasi tanah yang kondusif untuk menstimulasi perkembangan menstimulasi tanah yang berfungsi dalam proses dekomposisi yang menghasilkan humus (humification).

Aktifitas mikroorganisme di atas tanah akan menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auxin, sitokinin dan giberillin

 AUXIN
 Berfungsi :
Merangsang proses perkecambahan biji;Memacu proses terbentuknya akar dan pertumbuhannya;

Merangsang pucuk tanaman dan akar yang tak mau berkembang menjadi mampu berkembang kembali.
 
SITOKININ
 Berfungsi :
Memacu pembelahan dan pembesaran sel sehingga mampu memacu pertumbuhan.
Merangsang pembentukan tunas-tunas baru.
Mencegah kerusakan pada hasil panenan, sehingga lebih awet.
 
GIBERILIN
 Berfungsi :
Meningkatkan pembungaan dan pembuahan.
Meningkatkan prosentase jadinya bunga dan buah.
Mengurangi kerontokan bunga dan buah.
Mendorong partenokarpi atau pembuahan tanpa proses penyerbukan.

MANFAAT HUMIC ACID BAGI TANAMAN
 Humate bermanfaaat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Terdapat dua proses penting yaitu :

Peningkatan energi sel tanaman dan sebagai hasilnya adalah intensifikasi proses pertukaran ion.
Sehingga mempercepat pertumbuhan sistem akar dan membuat akar lebih panjang.
Peningkatan penetrasibilitas (kemampuan penyerapan) membran sel tanaman.
Memudahkan nutrisi untuk terserap ke dalam sel serta mempercepat proses pernapasan (respirasi) tanaman.

Pembentukan sistem akar yang kuat dan panjang memberikan efek yang baik tanaman.
Daya serap dan jelajah akar semakin maksimal untuk mencari unsur hara dan nutrisi dalam tanah. Kemampuan sel tanaman dalam menyerap nutrisi semakin baik, sebagai akibat dari kapasitas tukar kation (KTK) Humic Acid sangat tinggi (perlu diketahui bahwa penyerapan nutrisi oleh tanaman melalui mekanisme pertukaran ion).


Semoga bermanfaat...

Saturday, 17 December 2016

PENGENDALIAN HAMA PUTIH PALSU (Cnaphalocrosis medinalis Guenee) PADA TANAMAN PADI




Hama ini disebut hama putih palsu karena gejala serangannya hampir menyerupai gejala serangan hama putih.

Hama putih palsu biasanya menjadi hama penting pada tanaman padi yang dipupuk berat.
Ledakan populasi/jumlah dapat terjadi pada musim tanam setelah melewati musim kemarau yang panjang.

Gejala Serangan:

- Daun bergulung dan terdapat garis-garis putih transparan sepanjang 15–20 cm.

- Dalam setiap daun terdapat lebih dari 1 garis.

- Garis-garis putih transparan tersebut sejajar dengan dengan ibu tulang daun.

- Jika terjadi serangan berat, maka setiap tanaman banyak terdapat gulungan-gulungan daun.

- Daun yang rusak berat akan mengering dan sawah yang terserang berat tampak seperti
   terbakar.

- Serangan akan menimbulkan kerugian besar jika daun bendera (daun yang tegak lurus ke atas) 
   ikut rusak.


Cara Pengendalian:

a. BUDIDAYA / KULTUR TEKNIK

- Mengurangi dosis pupuk N (seperti Urea). Lakukan pupuk berimbang antara N, P dan K.

- Memberantas gulma (rumput pengganggu) di pematang sawah


b. HAYATI / ALAMI

- Tingkat kematian yang tinggi yang sering terjadi di lapangan merupakan akibat dari aktivitas musuh alaminya.

- Musuh alami dapat menyerang hama putih palsu mulai dari fase telur hingga fase dewasa (imago/ngengat).

- Contoh musuh alami hama putih palsu  yaitu parasit telur berupa tabuhan Apanteles ruficrus, parasit ulat (larva) Melcha maculiceps dan parasit kepompong (pupa) Brachymeria sp.


c.  KIMIAWI

- Jika hama telah menyerang sampai pada ambang batas ekonomi maka baru diperlukan pengendalian menggunakan insektisida kimiawi

- Insektisida yang digunakan antara lain yaitu :
  • Kiltop 50 EC
  • Marshal 200 EC
  • Tomafur 3 G
  • Bancol 50 WP
  • Bassa 500 EC
  • Currater 3 G
  • Dharmafur 3 G
  • Furadan 3 G
  • Indobas 500 EC
  • Mipcin 50 WP
  • Tomafur 3 G
  • Kempo 400 SL

Semoga bermanfaat...

TENTANG MIMBA DAN MINDI


Salah satu jenis pestisida hayati yang sudah banyak dikenal masyarakat dunia adalah yang berasal dari pohon mimba (Azadirachta indica A. Juss).

Selain dikenal sebagai pestisida dan juga bahan pupuk, bangunan serta penghijauan, belakangan ini dikenal juga sebagai bahan obat dan kosmetik sehingga disebut sebagai tanaman multifungsi.

Mimba merupakan tanaman yang memenuhi persyaratan untuk dikembangkan menjadi sumber bahan dasar pembuatan pestisida nabati.

Adapun persyaratan-persyaratan tersebut antara lain :

a. Merupakan tanaman tahunan

b. Tidak perlu dimusnahkan apabila suatu saat bagian tanamannya diperlukan

c. Mudah dibudidayakan

d. Tidak menjadi gulma atau inang bagi organisme pengganggu tumbuhan (OPT)

e. Mempunyai nilai tambah

f. Mudah diproses, sesuai dengan kemampuan petani.


KANDUNGAN BAHAN AKTIF
     Seperti telah kita ketahui, bahwa tanaman merupakan gudang bahan kimia yang kaya akan kandungan berbagai jenis bahan aktif.
Di dalam tanaman mungkin terkandung puluhan atau ratusan, bahkan ribuan jenis bahan kimia, sehingga sangat sulit untuk menentukan jenis dan fungsi atau manfaat setiap jenis kandungan bahan aktif tersebut.
Dikenal suatu kelompok bahan aktif yang disebut “Produk metabolit sekunder” (Secondary metabolic products), dimana fungsinya bagi tumbuhan tersebut dalam proses metabolismenya kurang jelas.
Namun kelompok ini dikenal berperan dalam hal berinteraksi atau berkompetisi, termasuk menjadi bahan untuk melindungi diri dari gangguan pesaingnya.

     Mimba, terutama dalam biji dan daunnya mengandung beberapa komponen dari produksi metabolit sekunder yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang pertanian (pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan). Beberapa diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin.

     Azadirachtin sendiri terdiri dari sekitar 17 komponen dan komponen yang mana yang paling bertanggung jawab sebagai pestisida atau obat, belum jelas diketahui.
Mimba tidak membunuh hama secara cepat, namun mengganggu hama pada proses makan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya.

     Azadirachtin berperan sebagai ecdyson blocker atau zat yang dapat menghambat kerja hormon ecdyson, yaitu suatu hormon yang berfungsi dalam proses metamorfosa serangga.
Serangga akan terganggu pada proses pergantian kulit, ataupun proses perubahan dari telur menjadi larva, atau dari larva menjadi kepompong atau dari kepompong menjadi dewasa.
Biasanya kegagalan dalam proses ini seringkali mengakibatkan kematian.

     Salanin berperan sebagai penurun nafsu makan (anti-feedant) yang mengakibatkan daya rusak serangga sangat menurun, walaupun serangganya sendiri belum mati. Oleh karena itu, dalam penggunaan pestisida nabati dari mimba, seringkali hamanya tidak mati seketika setelah disemprot (knock down), namun memerlukan beberapa hari untuk mati, biasanya 4-5 hari.
Namun demikian, hama yang telah disemprot tersebut daya rusaknya sudah sangat menurun, karena dalam keadaan sakit.

     Meliantriol berperan sebagai penghalau (repellent) yang mengakibatkan serangga hama enggan mendekati zat tersebut.
Suatu kasus terjadi ketika belalang Schistocerca gregaria menyerang tanaman di Afrika, semua jenis tanaman terserang belalang, kecuali satu jenis tanaman, yaitu mimba.
Mimba pun dapat merubah tingkah laku serangga, khususnya belalang (insect behavior) yang tadinya bersifat migrasi, bergerombol dan merusak menjadi bersifat solitaire yang bersifat tidak merusak.

     Nimbin dan nimbidin berperan sebagai anti mikroorganisme seperti anti-virus, bakterisida, fungisida sangat bermanfaat untuk digunakan dalam mengendalikan penyakit tanaman.
Tidak terbatas hal itu, bahan-bahan ini sering digunakan dan dipercaya masyarakat sebagai obat tradisional yang mampu menyembuhkan segala jenis penyakit pada manusia.

     Selain mengandung bahan-bahan tersebut di atas, di dalam tanaman mimba masih terdapat berpuluh, bahkan beratus jenis bahan aktif yang merupakan produksi metabolit sekunder yang belum teridentifikasi dan belum diketahui manfaatnya.
Oleh karena itu, penelitian mengenai penggalian potensi mimba masih banyak diperlukan.


MANFAAT DAN BERBAGAI PRODUK DARI MIMBA

Mimba sebagai Obat Tradisional

     Sangat banyak berita-berita yang menginformasikan khasiat mimba dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit, bahkan saat ini daun mimba sudah dijual dalam berbagai macam kemasan, mulai dari kapsul, tepung daun, daun kering ataupun teh mimba instant.
Dalam kemasan tersebut disebutkan bahwa daun mimba mampu menanggulangi penyakit tumor, kanker, diabetes, kolesterol, asma, darah tinggi, asam urat dan lainnya

     Mengenai suatu kasus seorang pasien yang sudah divonis dokter bahwa yang bersangkutan tidak bisa tertolong, namun berkat meminum 7 (tujuh) lembar daun mimba, berangsur-angsur si pasien sembuh, sampai akhirnya sembuh total dan sampai saat ini masih segar bugar dan meneruskan meminum teh mimba.

     Sampai saat ini masih terjadi kontroversi mengenai digunakannya daun mimba sebagai obat tradisional.
Disatu pihak bersikeras bahwa mimba adalah racun yang apabila digunakan sebagai obat akan sangat membahayakan si pasien.
Dilain pihak bersikeras pula bahwa mimba dapat digunakan sebagi obat tradisional untuk berbagai jenis penyakit, karena telah digunakan sejak jaman dahulu dan sudah banyak bukti akan khasiat mimba dalam menanggulangi berbagai macam penyakit, hanya proses pembuatan dan dosisnya yang harus diperhatikan secara tepat dan benar.
     Suatu contoh bahwa untuk digunakan sebagai obat, hanya 7 (tujuh) lembar daun mimba atau setara dengan ¼ sendok teh tepung daun mimba yang perlu digodok dalam 2 (dua) dua gelas air, sehingga menjadi 1 (satu) gelas air atau langsung diseduh air panas dalam satu gelas dan diminum selagi hangat, jangan sampai dibiarkan/diendapkan sampai keesokan harinya, karena akan berubah menjadi racun.

     Dalam hal ini banyak kasus pasien keracunan karena si pasien ingin puas dan cepat sembuh, sehingga mengkonsumsi over dosis yang sangat membahayakan si pasien itu sendiri.
Selain itu banyak kasus bahwa dengan alasan lupa meminum, akhirnya seduhan tadi mengendap sampai keesokan harinya dan diminum yang akhirnya juga membahayakan si pasien.

Mimba sebagai Pestisida
     Sudah sejak lama mimba digunakan sebagai pestisida nabati dengan kemanjuran dan peruntukan yang luas (Broad spectrum), baik digunakan secara sederhana di negara berkembang, maupun digunakan secara terformula di negara maju, seperti Amerika Serikat.
     Di Amerika Serikat sendiri mimba sudah digunakan secara meluas, yang pada awalnya hanya diperuntukan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada tanaman yang bukan untuk dikonsumsi (non-food crops), namun belakangan ini sudah diperkenankan dipergunakan untuk mengendalikan OPT pada tanaman pangan (food crops), dengan berbagai jenis merk dagang, diantaranya adalah Margosan, Aligin, Turpex, Azatin dan Bio-neem.
     Negara lain pun di Asia sudah banyak yang memproduksi pestisida nabati dari mimba, diantaranya India dengan berbagai merk dagang, satu diantaranya yang sudah masuk ke Indonesia adalah “Neemazal”, Singapura yang juga telah memproduksi pestisida nabati mimba dan telah masuk pula ke Indonesia, namun dengan mengaku/mengklaim sebagai pupuk organik cair, yaitu “Bionature”, dan masih banyak merk dagang lain yang telah dibuat oleh Thailand, Myanmar dan Singapura.

     Indonesia pun saat ini telah banyak yang memproduksi pestisida nabati dari mimba,diantaranya oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), Balai penelitian Tanaman Serat dan Kapas (Balittas-Malang), Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro-Bogor) dan pihak-pihak swasta (PT. Nihon Seima), maupun LSM lainnya.Namun demikian hanya satu yang telah terdaftar dan mendapat ijin dari Komisi Pestisida – Departemen Pertanian.
     Prosesnya pendaftaran pestisida agak rumit (disamakan dengan pestisida kimia sintetis), yang paling utama adalah “Biaya” yang harus dikeluarkan relatif besar bila diukur dari para pengembang lokal yang umumnya bukan merupakan pengusaha besar dengan skala impor-ekspor.

     Untuk itu, jika pemerintah mempunyai itikad baik (Political will) untuk membatasi berkembangnya penggunaan pestisida kimia sintetis yang semakin waktu semakin meningkat dengan pencemaran lingkungan dan dampak negatif yang semakin meningkat pula, maka pemerintah harus mendukung berkembangnya penggunaan pestisida nabati, khususnya dari mimba ini, salah satunya dengan memberikan kemudahan perijinan dan keringanan biaya pendaftarannya.

Mimba sebagai Bahan Pupuk Organik
     Bungkil atau dedak biji mimba yang telah diambil minyaknya, baik secara di pres, maupun diekstrak dengan heksan, merupakan bahan pupuk organik yang kaya akan nutrisi yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
     Selain bahan nutrisi tanaman, baik unsur makro, maupun mikro, bungkil biji mimba ini juga masih mengandung bahan aktif pestisida nabati, seperti azadirachtin yang akan bermanfaat mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan yang berada di dalam tanah, seperti hama rayap, uret/kuul/lundi, nematoda dan hama lainnya, sehingga penggunaannya sebagai pupuk organik akan bermanfaat ganda, yaitu secara tidak langsung akan bermanfaat sebagai pestisida juga.
Keuntungan lain yang diperoleh adalah bahwa azadirachtin bersifat sistemik, yaitu dapat meresap kedalam jaringan tumbuhan, sehingga apabila diaplikasikan sebagai pupuk di tanah, maka apabila terisap oleh tanaman akan ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya, seperti daun dan akan berfungsi melindungi tanaman dari gangguan OPT.
Pupuk organik dari bungkil biji mimba ini telah diproduksi oleh Balittro, yaitu dengan penambahan pupuk kandang, kompos ataupun guano kedalamnya, sehingga diperoleh pupuk organik plus.

     Selain bungkil biji mimba, daunnyapun dapat digunakan sebagai bahan kompos untuk dijadikan pupuk organik yang juga mengandung kandungan bahan aktif pestisida nabati, sehingga dapat berfungsi ganda.
Pohon mimba berdaun lebat, sehingga daun mudah diperoleh.
Walaupun pohon mimba hanya akan berbiji bila ditanam ditempat yang panas dan kering di dataran rendah, namun mimba akan tetap berdaun walaupun ditanam di dataran tinggi dengan curah hujan yang tinggi.

Mimba sebagai Pohon Penghijauan dan Reboisasi
     Pohon mimba termasuk pohon yang mampu beradaptasi di daerah marginal yang panas dan kering, bahkan berbatu.
Di Situbondo pohon mimba dapat ditemukan dari mulai pesisir pantai, rawa-rawa sampai di perbukitan berbatu sekalipun, sehingga pohon ini akan sangat cocok digunakan sebagai pohon penghijauan ataupun reboisasi di Indonesia, khususnya di daerah yang panas dan kering di dataran rendah. Walaupun tidak berbiji apabila ditanam di dataran tinggi (di atas 300 m dpl), namun pohon mimba masih mampu berdaun dengan lebat.

     Pohon mimba dengan tinggi yang mampu mencapai 20 m, bersifat mampu meresap CO2 dari udara relatif lebih banyak dibanding pohon-pohon lainnya, juga dengan sendirinya mampu mengeluarkan O2 relatif lebih banyak pula dibandingkan pohon pohon lainnya, sehingga pohon ini dianggap mampu meminimalkan polusi udara dan memberikan kesegaran pada lingkungan.
Oleh karena itu pohon ini sangat cocok dijadikan pohon penghijauan di perkotaan khususnya kota-kota besar seperti Jakarta yang memang sudah sangat tinggi dengan polusi udaranya.

     Pohon mimba mempunyai perakaran yang kuat dan dalam, sehingga sangat memungkinkan mampu mengangkat unsur hara di dalam tanah dan mengeluarkannya ke permukaan melalui jatuhnya bagianbagian tanaman ke permukaan tanah.
Oleh karena itu pohon ini diharapkan mampu memperbaiki kesuburan tanah dan akan sangat cocok ditanam di daerah yang kurang subur.
Untuk keperluan ini sebaiknya bibit mimba yang digunakan adalah yang berasal dari biji (generatif), bukan yang berasal dari stek batang atau ranting (vegetatif), karena bibit yang berasal dari biji memiliki akar tunggang (dari perbanyakan vegetatif tidak memiliki akar tunggang) dan akan lebih tahan dalam menghadapi terpaan angin ataupun gangguan goyangan lainnya agar tidak tumbang.

     Pohon mimba memiliki diameter batang yang cukup besar dan kayunya termasuk kayu kelas satu, sehingga akan sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai bahan bangunan, sedangkan daunnya yang lebat dapat digunakan sebagai pakan ternak yang juga bersifat sebagai obat cacing untuk ternak.
Namun demikian, saat ini tidak dianjurkan menebang pohon mimba untuk digunakan kayunya, karena populasinya di Indonesia masih relatif rendah.

     Saat ini bibit pohon mimba yang berasal dari biji tersedia di BPT Situbondo dalam jumlah besar, sehingga siap mendukung program reboisasi dan penghijauan di Indonesia.

PROSES PENGOLAHAN MIMBA
     Bagian utama dari pohon mimba yang dimanfaatkan adalah daun dan biji.
Berikut dijelaskan mengenai prosesing daun dan biji agar dapat dimanfaatkan, baik sebagai obat, pestisida, kosmetik, toilet teries, pupuk dan lainnya.

BIJI
Biji mimba mengandung minyak sekitar 40%.
Untuk memperoleh minyaknya dapat diperoleh dengan dua cara :

Cara Pengepresan
     Yaitu dengan jalan mengepres biji mimba dengan suatu alat pengepres sehingga yang tersisa adalah bungkilnya yang biasanya masih mengandung minyak.
Dengan cara ini minyak yang terambil antara 15-20 %, sehingga kandungan minyak pada bungkil masih tinggi, oleh karena itu banyak orang yang menggunakan bungkil mimba ini sebagai bahan pestisida dengan cara mengekstraknya dengan ethanol atau denan air dengan sedikit penambahan deterjen atau sabun colek, agar antara minyak dan air terjadi emulsi.

Ekstraksi dengan Heksan
     Yaitu dengan cara mengaduk dan maserasi adukan tersebut, sehingga minyak yang terkandung dalam biji mimba tertarik dan bercampur dengan heksan.
Selanjutnya heksan tersebut di rotavapor (diuapkan) untuk memisahkan pelarut heksan dengan minyak mimba.
Dengan cara ini minyak yang terambil lebih tinggi, yaitu dapat mencapai antara 20 – 25%.
Namun demikian, bungkil mimbanya masih mengandung minyak dan masih dapat digunakan sebagai bahan pestisida nabati, yaitu dengan cara mengekstraknya dengan ethanol, atau ada juga yang mengekstraknya dengan air yang ditambah sedikit emulsifier, biasanya deterjen atau sabun cair Teepol.
Selanjutnya minyak yang diperoleh digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya pembuatan sabun mandi, shampo, pestisida, sabun pencuci tangan, pasta gigi dan lainnya.

DAUN
     Daun dapat digunakan langsung dalam keadaan segar, ataupun dikeringkan, sehingga di peroleh simplisia kering, namun ada juga yang dibuat tepung, sehingga lebih praktis pengemasannya.
Dalam keadaan segar tidak memerlukan perlakuan khusus, hanya perlu dibersihkan dari kotoran yang menempel dengan cara dicuci, selanjutnya apabila akan digunakan sebagai obat, cukup menyeduh tujuh lembar daun dalam dua gelas air sampai menjadi satu gelas air.
Simplisia kering daun diperoleh dengan cara mengering-anginkan daun sampai daun bisa diremas menjadi serpihan.
Bisa juga dilakukan pemanasan dengan oven yang dilengkapi fan (kipas angin) pada suhu maksimal 40 derajat C atau ada juga yang menjemur di bawah sinar matahari di bawah jam 10 pagi (tidak terlalu terik).

Tepung daun mimba diperoleh dengan cara menggrinder simplisia kering tadi dengan alat khusus (grinder) atau dapat juga dengan alat penghancur yang ada pada mixer.

Pemanenan Biji Mimba
     Di BPT Situbondo maupun wilayah lain yang berdekatan dengan kami, biasanya pohon mimba mulai berbuah pada bulan Oktober – November dan mulai tua/matang pada bulan Desember s/d Februari tahun berikutnya.
BPT Situbondo memanen biji mimba hanya yang terjatuh dari pohon, karena buah tua/matang atau karena buahnya dimakan hewan  seperti burung, kelelawar, tikus dan musang.


KESIMPULAN
     Mimba (Azadirachta indica A. Juss) merupakan tanaman multi manfaat karena selain dapat tumbuh dengan baik di daerah marginal yang panas dan kering, juga dapat berfungsi sebagai pohon reboisasi dan penghijauan, bahan pestisida nabati yang dapat mengendalikan OPT secara ramah lingkungan serta bahan pupuk organik yang selain mengandung unsur hara tanaman, baik makro, maupun mikro, juga mengandung bahan pestisida untuk menanggulangi OPT di dalam tanah.


Semoga bermanfaat...

Thursday, 15 December 2016

BUDIDAYA AYAM JOWO SUPER (JOPER)


Panen ayam kampung dalam waktu 60 hari

 Membahas tentang dunia peternakan ayam banyak sekali jenis ayam yang telah diternakkan di Indonesia, mulai dari ayam boiler, ayam pejantan, ayam arab, ayam petelur, dll.
Pada kesempatan ini saya akan kembali membahas mengenai peternakan ayam kampung yang pada artikel sebelumnya mengenai panduan ternak ayam kampung untuk pemula sudah pernah dibahas.
Tidak hanya ayam boiler yang dapat dipanen dalam waktu singkat.
Jika ayam boiler di rawat secara intensif dapat dipanen pada umur 28 hari, ayam kampungpun sama halnya jika dilakukan perawatan secar intensif dapat dipanen dalam waktu 60 hari. 

Bagaimana cara perawatan ayam kampung untuk dapat di panen pada usia 60 hari..?
Pada hakikatnya semua jenis ayam dapat tumbuh secara maksimal jika kebutuhan nutrisinya terpenuhi tak terkecuali ayam kampung yang terkenal memiliki masa pertumbuhan lama.
Dari segi harga ayam kampung jelas lebih mahal dibandingkan ayam pedaging jenis boiler, Leghorn, ayam arab, ataupun jenis pejantan.
Ayam kampung memiliki tekstur daging yang lebih keras dan miliki cita rasa berbeda saat dimasak.

Pada intinya value jual daging ayam kampung terhitung lebih mahal dibanding jenis daging ayam lainnya, untuk dapat menjadikan hal tersebut sebagia peluang usaha tentunya harus mengetahui cara pemeliharaan ayam kampung supaya dapat panen lebih cepat yaitu dalam kurun waktu 60 hari.

 Cara panen ayam kampung dalam waktu 60 hari :

1. Pemilihan Bibit atau DOC
Langkah pertama sebelum memulai pemeliharaan ayam yaitu dengan pemilihan bibit ayam yang baik.
Bibit ayam yang baik dapat dilihat dari keaktifan ayam, tidak ada cacat fisik pada ayam tersebut.

2. Lokasi Kandang
Lokasi kandang juga sangat menentukan dalam upaya pemeliharaan ayam, aturlah tata letak kandang supaya mendapat sirkulasi udara yang baik dan juga mendapat sinar matahari yang cukup.

3. Vaksinasi Ayam
Walaupun ayam kampung terkenal memiliki daya tahan bagus terhadap penyakit, pemberian vaksin secara rutin sangat perlu dilakukan, karena mengingat dalam budidaya ini tentunya dengan jumlah yang besar.
Dalam sekala besar ayam memiliki resiko menularkan penyakit terhadap ayam lain, oleh karena itu pencegahan penyakit dengan memberikan vaksin adalah sangat penting.

4. Pemberian Pakan
Inilah salah satu faktor penentu keberhasilan dalam upaya panen ayam kampung dalam waktu 60 hari.
Untuk mencapai hal tersebut pemberian pakan untuk ayam kampung harus sama seperti pemberian pakan pada ayam boiler atau ayam pedaging yaitu menggunakan jenis pakan buatan pabrik yang banyak dikenal dengan pakan BR1 yaitu jenis pakan starter.
Karena untuk pertumbuhan ayam masa starter membutuhkan protein tinggi lebih dari 20% pemberian jenis pakan pabrikan seperti BR1 sangat menjadi faktor penentu dalam keberhasilan memanen ayam kampung dalam waktu 60 hari.


Demikian teknik perawatan ayam kampung yang dapat dipanen dalam waktu 60 hari, dengan cara diatas ayam kampung dapat dipanen dengan berat sekitar kurang lebih 1,2 Kg.


Semoga Bermanfaat..