1. PENYAKIT PINK EYE
Pink Eye merupakan penyakit mata akut yang menular pada
sapi, domba maupun kambing, biasanya bersifat epizootik dan ditandai dengan
memerahnya conjunctiva dan kekeruhan mata.
Penyakit ini bisa menyerang kambing pada saat cuaca kurang
baik serta adanya penurunan daya tahan tubuh kambing, biasanya mudah sekali
terserang penyakit mata.
Penyakit ini tidak sampai menimbulkan kematian, akan tetapi
dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi peternak, karena akan
menyebabkan kebutaan, penurunan berat badan dan biaya pengobatan yang mahal.
Penyakitnya dinamakan radang selaput mata atau ping eye.
Mula-mula mata kambing terinfeksi oleh bakteri dan atau
virus.
Infeksi itu bisa menyebabkan mata kambing berair, kemerahan
pada bagian yang putih dan kelopaknya,lalu matanya bengkak dan lama kelamaan
kornea matanya menjadi keruh atau tertutup lapisan putih.
Infeksi mata kambing seperti itu sering terjadi pada ternak
yang mengalami perjalanan jauh.
Penyakit ini dapat menular.
Ternak yang sakit mata sebaiknya dipisahkan dari ternak yang
masih sehat.
Masa inkubasi penyakit ini adalah 2-3 hari, tetapi dapat
juga sampai 3 minggu.
Pada proses inkubasi itu, mata kambing bisa basah dan lebih
sering tertutup.
Bulu mata sering melekat, akibatnya kambing akan sulit
mengambil pakannya dengan baik.
Kondisi ini menyebabkan penurunan bobot badan dengan cepat.
Penularan pink eye dapat terjadi melalui kontak dengan
ternak terinfeksi, serangga (lalat), rumput dan percikan air yang tercemar.
Penyakit ini juga sering terjadi pada musim panas karena
banyaknya debu dan meningkatnya populasi lalat
Musca autumnalis sebagai vektor. Perubahan cuaca yang
mendadak, terlalu padatnya ternak dalam kandang juga dapat memicu terjadinya
penyakit ini.
Etiologi
Pink Eye disebabkan oleh bakteri, virus, rikketsia
maupun chlamydia, namun yang paling sering ditemukan adalah akibat
bakteri Maraxella bovis.
Cara Penularan
Mikrorganisme penyebab ditularkan lewat kontak antara ternak
peka dengan ternak penderita atau oleh serangga yang bisa memindahkan
mikroorganisme atau bisa juga lewat iritasi debu atau sumber-sumber lain yang
dapat menyebabkan goresan atau luka mata.
Gejala Klinis
Mata berair, kemerahan pada bagian mata yang putih dan
kelopaknya, bengkak pada kelopak mata dan cenderung menjulingkan mata untuk
menghindari sinar matahari.
Selanjutnya selaput bening mata/kornea menjadi keruh dan
pembuluh darah tampak menyilanginya. Kadang-kadang terjadi borok atau lubang
pada selaput bening mata.
Borok dapat pecah dan mengakibatkan kebutaan. Mata akan
sembuh dalam waktu 1–4 minggu, tergantung kepada penyebabnya dan keganasan
penyakitnya.
Pengobatan
Suntikan antibiotik, seperti tetracyclin atau tylosin dan
penggunaan salep mata dapat membantu kesembuhan penyakit.
Menempatkan ternak pada tempat yang teduh atau menempelkan
kain di mata dapat mengurangi rasa sakit mata akibat silaunya matahari. Salep
mata atau larutan yang mengandung antibiotika seperti chloramphenicol,
oxytetracycline dan campuran penicilin-streptomycin.
Bisa juga dioleskan salep terramycin 0,1%.
Biasanya mata kambing akan sembuh dalam 1-2 minggu.
Pengobatan Traditional :
Untuk pengobatan sementara dan pertama yang dilakukan
dengan daun sirih, garam dan air panas.
Sedangkan cara pembuatan obatnya cukup mengambil 3 lembar
daun sirih, kemudian dituangkan air panas kedalam gelas yang di campur oleh
garam.
Setelah air garam bercampur daun sirih tersebut agak dingin
kita kompreskan ke bagian mata kambing etawa yang terjangkit penyakit tersebut
lakukan 1 kali sehari selama 2 hari .
Pencegahan
Memisahkan ternak yang sakit dari ternak-ternak sehat
merupakan cara terbaik untuk pencegahan terhadap pinx eye. Tidak tersedia
vaksin untuk penyakit ini.
2. CACINGAN
Penyebab :
Bermacam-macam cacing terjadi karena kandang yang kotor atau
padang pengembalaan yang kotor.
Cacing yang banyak menimbulkan kerugian pada kambing adalah
cacing Haemonchus contortusi.
Cacing ini hidup sebagai parasit di pencernaan kambing
menghisap sari makanan, cairan tubuh dan darah, serta mengeluarkan racun yang
mengakibatkan kambing menjadi lemah dan lesu.
Biasanya anak kambing berumur 3-4 bulan yang terserang
penyakit ini bisa menjadi kurus, bahkan mengalami kematian.
Gejalanya yaitu kambing susah buang kotoran, kotoran
yang keluar pada awalnya keras lalu lunak dan akhirnya mencret, akibatnya bulu
dekat anus menjadi kotor oleh kotoran mencret.
Selain itu, perut kambing terlihat besar, bulunya kasar
(tidak mengilap), dan terlihat lesu.
Pencegahan penyakit cacingan dapat dilakukan dengan
cara menjaga kebersihan kandang dan menggembalakan kambing pada siang hari agar
tidak ada lagi telur cacing yang menempel di rumput.
Seluruh kambing diberi obat cacing, terutama bila ada
kambing yang terserang cacingan.
Untuk obat cacing yang biasa digunakan antara
lain cetarin concurat, wormex powder, atau pheno plus dosis 5-10
g/ekor,
Pengobatan Jamu :
Buah pinang/jambe tua sebanyak 2 buah yang sudah dijemur
hingga kering dan ditumbuk halus lalu diaduk dengan gula jawa dan dibentuk
pellet/butiran.
Pemberian ini diberikan dengan cara dicekokkan.
Daun tembakau 5 lembar dilumatkan, lalu dicampur air
secukupnya dan disaring.
Air saringannya diminumkan pada ternak yang sakit Serbuk
getah papaya muda dicampur air dengan perbandingan 1:5 hingga terbentuk
suspensi.
Suspensi getah papaya ini diminumkan atau dicekokkan dengan
menggunakan selang agar langsung masuk ke dalam perut.
Pemberian sebanyak 1,2 gr/Kg berat badan.
Tepung buah pinang dicampur dengan nasi hangat dikepal-kepal
kemudian dipaksakan untuk dimakan ternak.
Ternak dianjurkan untuk dipuasakan terlebih dahulu.
Daun kelor yang tua dibakar, kemudian debunya dicampur air
dan diminumkan.
Pengobatan diulangi satu minggu kemudian.
Pencegahan :
- Kandang dibuat panggung dan bersih.
- Pengaritan rumput setelah panas yaitu pada jam 12.00-15.00
atau pengembalaan ternak pada siang hari
jam 10.00-15.00.
3. MENCRET/DIARE
Gejala Klinis :
Merupakan gejala penyakit pada perut.
Feses lembek sampai cair, kadang-kadang berdarah atau ada
zat lain yang menyertai (sel usus, cacing, dll).
Penyebab :
Mencret terjadi karena adanya gangguan pada saluran
pencernaan yang disebabkan oleh bakteri, makanan rusak, serta lingkungan atau
udara dingin.
Secara garis besar ada 3, yaitu : bakteri, parasit internal
(cacing, protozoa), dan kesalahan makan atau cuaca (non infeksi).
Bakteri
Terjadi pada anak baru dilahirkan karena terlambat pemberian
kolostrum (> 8 jam) sehingga anak kurang mampu menyerap zat kebal dari
induk, akibatnya pertumbuhan bakteri E. coli lebih cepat dibanding bakteri
Lactobacillus yang menguntungkan, mencret akibat infeksi E. Coli.
Parasit Internal
Menyerang anak di bawah 2 bulan karena pemberian pakan yang
mengandung parasit dan kandang yang kotor.
Non Infeksi
Karena kandang kotor, lembab dan pemberian pakan dengan
serat kasar tinggi atau perubahan pakan.
Pengobatan dan Pencegahan
- Antibiotika yang tepat untuk akibat bakteri.
- Mengusahakan pemberian kolostrum secepat mungkin (1/2
jam setelah lahir).
- Selalu memberi obat cacing secara rutin, manajemen
pakan.
- Berikan larutan oralit, larutkan 2 sendok makan garam
+ 2 sendok makan gula dalam 2,5 Liter air dingin yang sudah dimasak.
Tanda Klinis
Feses atau kotoran kambing berwarna hijau muda, hijau
mengkilap, hijau kekuningan, hijau kemerahan atau hijau kehitaman.
Ternak tampak lesu, lemah dan pucat.
Pencegahan
Hindari hijauan kacang-kacangan atau daun muda secara
berlebihan.
Jaga sanitasi kandang.
Pengobatan Jamu
1. Kambing sakit diberi larutan garam 10 gr dan gula pasir
10 gr dan air matang 2,5 Liter.
2. Ternak sakit diberi larutan oralit atau norit sebanyak 3
tablet.
3. Air kelapa muda diminumkan secukupnya.
4. Daun jambu biji 5 lembar dilumatkan bersama garam dapur
dan diberikan pada kambing.
5. Ternak lebih banyak diberi hijauan daun jambu biji, daun
bambu muda dan daun buni.
4. BELATUNGAN (MYASIS)
Penyebab
Luka daerah yang berdarah diinfeksi oleh lalat sehingga
lalat berkembang
biak (bertelur) dan menghasilkan larva belatung.
Tanda-tanda
- Adanya belatung yang bergerak-gerak pada bagian yang luka
- Bila belatungan pada kaki/teracak maka ternak terlihat
pincang.
Pengobatan
- Bersihkan luka dari belatung, kemudian obati dengan
gerusan kamper/kapur barus atau tembakau.
- Luka dibungkus dengan kain/perban untuk melindungi dari
terjadinya luka baru atau kotoran.
- Pada hari berikutnya luka dibersihkan, pengobatan diulang
dan dibungkus kembali. Biasanya dua atau tiga kali pengobatan sudah sembuh.
- Bila belatung sudah terbasmi, pemberian yodium tinctur
dapat dipakai untuk mempercepat pertumbuhan.
5. BLOAT, TYMPANI (KEMBUNG)
Gejala Klinis
a. Sakit, diam dan tidak mau makan, sulit bernafas.
b. Sisi perut kiri mengembung/menonjol, jika ditepuk
bersuara seperti drum.
c. Gerakan rumen berlangsung terus sampai bagian dalam
dari mulut dan daerah sekitar mata menjadi biru,
kekurangan oksigen, mendekati
kematian.
Penyebab
a. Ketidakmampuan menghilangkan gas yang dihasilkan
rumen.
b. Gas, murni atau tercampur makanan (lambung
berbuih/frothy bloat).
c. Disebabkan oleh pemberian buah polongan/legumes (kaliandra,
cebreng) dan sedikit padi-padian (jagung,
kedelai).
d. Terlalu banyak konsentrat yang mengandung pati.
e. Setiap makanan bisa menyebabkan bloat jika hewan
tidak bisa menyerdawa gas karena menyumbat
kerongkongan/oesophagus oleh
makanan, buih/benda asing.
f. Kematian, kemampuan pertukaran oksigen dalam darah
menurun
Pengobatan dan Pencegahan
- Paksakan hewan berdiri atau berjalan
- Kambing dicekok 200 cc “Sprite/soda”, lalu perut yang
kembung sebelah kiri dibalur dengan bawang
merah halus dan sudah dicampur
dengan minyak angin.
Bila angin sudah keluar melalui anus, kedua kaki depan
diangkat ke atas sambil sisi perut dijepit dengan
kaki kita.
Mulut kambing harus selalu terbuka, dengan cara mulut
kambing disumbat dengan kayu/paralon secara
melintang dan usahakan kambing
tetap berdiri.
Dengan cara ini semua timbunan gas dalam perut akan keluar.
- Ikatkan kayu/tali dalam mulut agar mengunyah, merangsang
pengeluaran liur dan membantu mengurangi
kembung
- Jika dalam kondisi kritis, masukkan selang karet lewat
kerongkongan sampai lambung (berdiameter
1-2 cm)
- Tuangkan/pompakan
100-200 ml (1-1,5 cangkkir) minyak mineral/nabati melalui selang karet.
- Poloxalone 10 mg/Kg per oral dapat mengurangi gas berbuih.
- Terakhir, jarum besar, trocar, cannula ditusukkan pada
bagian tubuh sebelah kiri.
(hati-hati karena 60-80% hewan yang ditusuk mati karena
infeksi)
6. ACIDOSIS (ASAM BERLEBIH DALAM DARAH)
Gejala Klinis
- Kembung perut (bloat), tidak mau makan, mencret berat,
dehidrasi.
- Sakit, gigi bekertak.
- Gerakan rumen berhenti dan rumen terasa berair.
- Hewan lemah, goyah dan tidak mampu berdiri.
- Tidak diobati, mati dalam waktu 1 – 2 hari.
Penyebab
- Kebanyakan makan pakan yang mudah dicerna denga kadar pati
dan gula tinggi (padi-padian, sayuran,
buah-buahan dan hasil ikutannya).
- pH rumen menjadi asam (< 5).
Pengobatan dan Pencegahan
- Minyak nabati (sayur), campuran arang dengan sodium
bicarbonat.
- Pencahar ringan, membersihkan rumen.
Magnesium sulfat (garam epson 15-30 gr dicampur dalam
100-200 ml air), susu magnesia 45-60 ml.
- Jangan memberi makanan buangan sayur-mayur dan buah-buahan
yang basah.
- Rumput muda dan basah, dijemur atau dicacah.
7. SCABIES (KUDIS)
Penyakit scabies adalah gangguan pada permukaan kulit akibat
infestasi parasit eksternal (kutu).
Penyakit ini sering juga disebut kudisan karena menyebabkan
kerusakan pada permukaan kulit.
Scabies sering mewabah pada kambing akibat cekaman misalnya.
Wabah disuatu kelompok ternak dapat juga terjadi apabila ada
migrasi ternak dari luar yang telah terinfeksi skabies
Penyebab
- Parasit yang terdapat pada kotoran yang terjadi
karena kandang kotor dan ternak tidak pernah
dimandikan.
- Pakan yang kurang baik jumlah maupun kualitas,
kelembaban dan kepadatan kandang yang tinggi
Tanda- tanda
- Kerak-kerak pada permukaan kulit.
- Ternak selalu menggesekan bagian kulit yang terserang
kudis.
- Kerontokan bulu, kulit menjadi tebal dan kaku.
- Bagian muka dan mulut yang berwarna kemerahan atau
mengering (pada kasus berat).
Pengobatan
- Penanganan skabies paling efektif pada kasus yang berat
adalah dengan penyuntikan ivomex dibawah kulit
(subcutan)
- Cukur bulu sekitar daerah terserang, mandikan ternak dengan
sabun sampai bersih, kemudian jemur
sampai kering.
- Setelah kering dapat diobati dengan menggunakan :
1. Belerang dihaluskan, dicampur kunyit dan minyak kelapa,
kemudian dipanaskan dan digosokkan pada
kulit yang sakit.
2. Belerang dihaluskan dan dicampur dengan oli bekas dan
digosok pada bagian kulit yang sakit.
3. Kamper / kapur barus digerus, dicampur minyak kelapa dan
dioleskan pada bagian kulit yang sakit.
Pencegahan
- Ternak yang berpenyakit kudis tidak boleh bercampur dengan
ternak yang sehat.
- Ternak yang baru dibeli harus bebas dari penyakit kudis
- Mandikan ternak dua minggu sekali.
- Bersihkan kandang seminggu sekali.
8. ORF/ ECTHYMA CONTAGIOSA
ETIOLOGI
Orf atau keropeng/puru/dakangan adalah penyakit viral
yang sangat infeksius pada domba dan kambing, disebabkan oleh virus golongan
cacar, ditandai dengan terbentuknya papula, vesicula, pustula dan keropeng pada
daerah moncong, bibir, lubang hidung, kelopak mata, putting susu, ambing,
tungkai, perianal, dan selaput lendir di rongga mulut
Penyakit ini tersebar diseluruh dunia. Umumnya orf menyerang
domba dan kambing muda setelah disapih, tetapi kadang-kadang juga menyerang
hewan dewasa.
Orf juga dapat menular ke manusia, memperlihatkan lesi kulit
yang berbentuk bulat disertai gatal.
Orf disebabkan oleh virus Parapox, famili Poxviridae, genus
Parapoxvirus. Virus orf berukuran relatif besar 300 – 450 nm x 170 – 260 nm,
berbentuk avoid.
Apabila diperiksa di bawah mikroskop elektron transmisi
dengan pewarnaan negatif menggunakan phosphotungtic acid (PTA), maka akan
terlihat garis-garis seperti permukaan buah nenas.
Mengingat morfologi dibawah mikroskop elektron yang cukup
menciri, pemeriksaan dengan alat ini mempunyai nilai diagnostik yang tinggi.
Dibanding dengan virus pada umumnya, virus orf amat tahan
terhadap pengaruh suhu lingkungan sehingga tetap infektif dalam waktu relatif
lama diluar tubuh hewan.
Virus ini sangat tahan terhadap kekeringan, dapat tinggal
dalam suatu kandang pada suhu ruangan selama 15 tahun.
Penderita yang sembuh dari penyakit ini memiliki kekebalan
yang disebabkan oleh terbentuknya antibodi yang bersifat protektif.
Antibodi dapat dikenali dengan uji Agar Gel Immuno Diffusion
(AGID-T), CFT, dan uji serologik lainnya.
Patogenesis
Masa inkubasi dari penyakit ini berlangsung selama 2-3 hari.
Setelah virus memasuki mukosa kulit atau mulut, lalu mengadakan
proliferasi, dan segera menyebabkan timbulnya lesi primer papulae dan
vesikulae.
Vesikulae segera berubah jadi pustulae setelah terjadi
reruntuhan jaringan dan sel-sel darah, hingga rongga diisi nanah.
Vesikulae dan pustulae yang pecah diikuti dengan pembentukan
keropeng berwarna abu-abu, berupa masa yang agak kuat terbentuk sekitar 11 hari
kemudian.
Gejala
Lesi kulit terbentuk disekitar mulut dan hidung berupa
papula, vesikulae, pustulae, radang basah, disertai bentukan keropeng ynag
berukuran bervariasi sampai dengan 5 mm, dan menyembul dari permukaan kulit
setinggi 2-4 mm.
Bagian kulit yang menderita kalau tertekan terasa sakit, hal
ini menyebabkan menurunnya nafsu makan.
Kulit jadi menebal karena adanya granulasi jaringan.
Lesi juga dapat ditemukan pada daerah pipi.
Oedem yang terjadi juga menyebabkan regangan kulit, hingga
kadang terbentuk luka iris (fisurae).
Kesembuhan pada penyakit yang tidak berat terjadi dalam
waktu lebih kurang 3 minggu, ditandai dengan hilangnya keropeng dari daerah
sekitar mulut.
Pada manusia yang tertular biasanya ditemukan pada tangan,
jari dan bahu. Hanya kadang-kadang ditemukan pada muka dan bagian lain dari
tubuh. Lesi mula-mula berbentuk mukula atau papula berwarna merah pada tempat
kontak.
Beberapa hari kemudian lesi tersebut berubah menjadi vesikel
di beberapa tempat dikelilingi oleh peradangan dan pembengkakan pada kulit.
Pada 2 minggu berikutnya permukaan lesi menjadi berwarna
putih dan basah, kemudian membentuk kerak-kerak dan pada bagian dasar terbentuk
ulkus.
Ulkus akan sembuh dalam waktu 4-6 minggu dan meninggalkan
sedikit atau tanpa jaringan parut dapat pula ditemukan sedikit pembengkakan
kelenjar limfe regional.
Pengendalian Penyakit
Penanggulangan orf biasanya dengan pencegahan melalui
vaksinasi terutama pada daerah endemis dan dilaksanakan secara regular.
Pemberian salep pelunak dapat membantu agar kambing tetap
dapat makan dan minum.
Pakan yang bergizi tinggi sangat diperlukan untuk
mempercepat terjadinya kesembuhan.
Apabila keropeng terkelupas menjadi luka baru maka perlu
diolesi dengan obat lokal, seperti salep penisilin yang dicampur dengan minyak
kelapa.
Pemberian antibiotika secara suntik dibutuhkan jika suhu
tubuh ternak menjadi tinggi.
Tindakan ini juga ditujukan untuk menghilangkan infeksi
sekunder oleh bakteri.
Ternak-ternak di daerah tertular seharusnya divaksinasi
tetapi vaksinasi ternak di daerah bebas tidak dianjurkan.
Ternak yang akan didatangkan ke daerah belum tertular harus
telah divaksinasi orf.
Pengobatan hanya ditujukan untuk mencegah infeksi sekunder
dengan memberikan salep antibiotika seperti eritromisin dan oksitetrasiklin.
Pada awal wabah orf penderita diupayakan diisolasi, dan yang
sehat divaksin.
Aplikasi vaksin dilakukan secara skarifikasi pada bagian
tubuh yang mempunyai sedikit bulu, seperti medial paha atau medial daun
telinga. Di daerah yang sering timbul wabah, vaksinasi anak domba dan kambing
pada umur 6-8 mingga dianjurkan. Vaksin dibuat dengan jalan membuat suspensi
keropeng dalam glycerol-saline, dan dioleskan atau diskarifikasi pada kulit
paha sebelah dalam.
Dapat juga vaksin digosokkan kedalam telinga dengan sepotong
es yang dicelupkan kedalam vaksin.
Biasanya vaksinasi efektif untuk sedikitnya 2 tahun.
Dalam 1 minggu pasca vaksinasi harus terjadi reaksi lokal
ditempat yang divaksin.
Bila tidak ada reaksi mungkin hal tersebut disebabkan karena
vaksin yang digunakan tidak cukup paten.
Vaksin komersial dipersipkan melalui pelemahan virus dalam
biakan sel.
Masa inkubasi berlangsung 2-3 hari. Virus memasuki mukosa
kulit atau mulut, lalu mengadakan proliverasi dan menyebabkan timbulnya lesi
primer papulae dan vesikulae.
Vesikulae segera berubah jadi pustulae setelah terjadi
reruntuhan jaringan dan sel-sel darah, sehingga rongga diisi nanah.
Vesikulae dan pustula yang pecah diikuti denagn pembentukan
keropeng berwarna abu-abu. Bagian kulit yang menderita kalau ditekan terasa
sakit, hal ini menyebabkan menurunnya nafsu makan.
Kulit jadi menebal karena adanya granulasi jaringan.
Oedema yang terjadi juga menyebabkan regangan kulit, hingga
kadang terbentuk luka iris (fisura)
Pengobatan khusus terhadap penyakit orf belum ada.
Tetapi untuk tindakan pencegahan infeksi sekunder dapat
dilakukan :
- Bersihkan dengan alkohol.
- Keropeng dibersihkan hingga bersih.
- Beri Iodium Tincture dan metylen Blue.
- Injeksi dengan antibiotic.
9. PNEUMONIA
Penyakit pneumonia biasanya banyak menyerang hewan ternak
kambing domba pada pergantian musim.
Agen penyebab pneumonia bermacam-macam seperti bakteri,
virus dan parasit (Cacing Paru-Paru).
Organisme penyebab pneumonia terdapat disekitar lingkungan
hidup domba kambing yang lembab, kotor dan berventilasi kurang baik.
Penyakit ini ditandai dengan gejala demam, keluar ingus dari
hidung, batuk-batuk dan gangguan pernafasan (Nafas Dangkal atau Berat).
Pada keadaan parah di mana hewan tidak bergerak karena
paru-paru dalam keadaan sakit.
Pengendalian penyakit ini pastinya dapat dihindari dengan
menjaga kondisi kandang agar tidak lembap dan kotor.
Kemudian sebagai pengobatan maka dapat diberikan
antibiotika.
Pneumonia yang disebabkan oleh virus pada hewan biasanya
bersifat akut.
Pada kultur paru-paru hewan yang sudah mati disebabkan
pneumonia sering dijumpai adanya bakteri Corynobacterium pyogenes, hemolytic
staphylococci dan Pseudomonas aeruginosa.
Pada awalnya radang paru-paru (pneumonia) didahului gejala
hiperemi pulmonum, diikuti dyspnoe, frekuensi nafas 40-80 kali permenit, tipe
nafas bersifat abdominal, napasnya mula-mula dangkal kemudian dalam, batuk,
setelah berlangsung beberapa hari muncul leleran pada hidung, pulsus 60-90 kali
per menit, demam (suhu 42ºC) kenaikan suhu tubuh ini sejalan dengan reaksi
tubuh dalm memobilisasi sel-sel darah putih dan berlangsungnya seperti
antigen-antibodi.
Pada inspeksi terkadang tercium bau abnprmal dari pernapasan
penderita. Bau busuk (halitosis, foxtor ex ero) dapat berasal dari runtuhan sel
atau dari produk bakteri penyebab pneumonia.
Bau busuk selalu ditemukan pada radang paru-paru yang
disertai ganggren.
Pada auskultasi daerah paru-paru akan terdengar berbagai
suara abnormal.
Terdengar suara bronchial (rhonci basah) yang seharusnya
suara vesicular disebabkan alveoli terisi cairan radang. Pada pemeriksaan
perkusi pada daerah paru-paru tidak ditemukan adanya perubahan pada batas-batas
daerah perkusi.
Suara resonansi yang dihasilkan bervariasi mulai dari agak
pekak pada daerah yang mengalami hiperemi sampai pekak total pada daerah yang
mengalami hepatisasi.
Pemeriksaan makroskopis pada paru-paru tampak perubahan
warna mulai yang dari kemerahan sampai menjadi abu-abu dan kuning bahkan
terjadi hepatisasi merah, konsistensinya berubah menjadi seperti hati yang
elastis bahkan mengalami kerapuhan.
Pada pengirisan paru-paru ditemukan adanya eksudat mulai
dari serous sampai mukopurulen, jaringan parenkim tampakmengalami kongesti dan
hepatisasi.
Pada uji apung akan melayang atau tenggelam, dan ditemukan
inklusi bodi pada pneumonia yang disebabkan virus.
Penyakit Pneumonia
· Penyakit ini berkaitan dengan sistem tatalaksana yang
buruk.
· Penyebab
Kandang yang lembab, ventilasi kurang mendukung pertukaran
udara, polusi di lingkungan kandang, dan banyak angin kencang yang masuk ke
dalam kandang.
· Usia
Semua usia kambing
· Gejala
Nafsu makan berkurang, ternak terlihat kurus dan lemah,
batuk-batuk dan sulit bernafas, demam dengan suhu tubuh yang meninggi.
· Pencegahan
Melaksanakan tatalaksana kandang dengan baik, hindarkan
kambing terkena angin keras secara langsung dalam kandang.
· Pengobatan
Dapat diberikan obat-obatan Antibiotika lewat air minum.
10.MASTITIS
Penyakit mastitis biasanya disebabkan oleh infeksi baktei
akibat sanitasi/kebersihan yang kurang baik.
Penyakit ini ditandai oleh pembengkakan ambing yang biasanya
disebabkan oleh kontaminasi bakteri.
Gejala terserang mastitis adalah demam/temperature tubuh
meningkat, ternak kelihatan kesakitan bila ambing disentuh dan putting
membengkak. Ambing yang terinfeksi terasa dingin dan berubah warna dari warna
normal pink menjadi kemerahan atau menghitam.
Warna air susu kemerahan/kuning/kehijauan, sangat kental.
Pengobatan dapat dilakukan dengan suntikan antibiotik pada
ambing (intramammary).
Sebelum disuntik putting diperas dengan lembut untuk
mengeluarkan air susu, lalu disuntik dengan antibiotik pada putting.
Antibiotik untuk mengobati mastitis beredar dipasar, salah
satunya adalah terrexin.
Tergantung antibiotic yang digunakan, penyuntikan dilakukan
setiap hari selama 3-4 hari.
Untuk mengurangi rasa sakit basuh ambing dengan air hangat
2-3 x dalam sehari.
Penyakit mastitis dapat menyebar sehingga perlu segera
ditangani.
Pencegahan mastitis dilakukan dengan menjaga kebersihan
kandang.
11. KERACUNAN TANAMAN
Penyebab
- Ternak memakan rumput-rumputan atau daun-daunan yang
mengandung zat racun.
Tanda-tanda
- Mati mendadak, mulut berbusa, kebiruan pada selaput
lendir, pengelupasan kulit/eksim atau terjadi
pendarahan.
Pengobatan
- Cekok ternak dengan air kelapa muda.
Pencegahan
- Tidak memberikan tanaman beracun atau menggembalakan
ternak di daerah yang banyak tumbuh tanaman yang mengandung racun.
Keracunan disebabkan kambing mengkonsumsi pakan
hijauan yang mengandung racun.
Gejalanya, kambing mengalami kejang-kejang, mulut berbusa,
selaput lendir mata berwarna kebiru-biruan, dan kotoran bercampur darah.
Pada kondisi yang parah bisa menyebabkan kematian yang
mendadak.
Pada kasus keracunan yang diketahui secara dini, pemberian
tablet norit atau air kelapa muda bisa menyelamatkan kambing dari kematian.
Namun jika sudah akut, kambing sulit tertolong.
Pencegahan dilakukan dengan cara tidak memberikan hijauan
yang mengandung racun, seperti daun singkong segar, dan hijauan yang masih
muda.
Selain itu, harap diperhatikan tempat dimana kambing
digembalakan, jangan sampai ada tanaman beracun yang bisa termakan oleh
kambing.
Daun singkong dan hijauan lain dapat diberikan jika
dilakukan pendiaman terlebih dahulu selama 3-4 jam.
Semoga bermanfaat...
No comments:
Post a Comment