Saturday, 21 January 2017

TEKNOLOGI JAJAR LEGOWO SUPER



Teknologi Jajar Legowo Super adalah :

1. Varietas Unggul Baru potensi hasil tinggi yang untuk lahan sawah irigasi direkomendasikan Varietas Inpari 
    30 Ciherang Sub 1, Inpari 32 HDB, dan Inpari 33.

2. Biodekomposer yang diberikan bersamaan pada saat pengolahan tanah (pembajakan ke dua).

3. Pupuk Hayati diaplikasikan melalui seed treatment dan pemupukan berimbang berdasarkan Perangkat 
    Uji Tanah Sawah (PUTS).

4. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menggunakan pestisida nabati dan pestisida 
    anorganik berdasarkan ambang kendali.

5. Alat dan mesin pertanian, khususnya untuk tanam (Jarwo Transplanter) dan panen (Combine Harvester).

Keunggulan cara tanam Jajar Legowo Super diantaranya adalah :

1. Pemberian Biodekomposer pada saat pengolahan tanah kedua mampu mempercepat pengomposan 
    jerami.

2. Pemberian Pupuk Hayati sebagai seed treatment dapat menghasilkan fitohormon (pemacu tumbuh 
    tanaman), penambat nitrogen dan pelarut fosfat serta peningkatan kesuburan dan kesehatan tanah.

3. Pestisida nabati efektif dalam pengendalian hama tanaman padi seperti wereng batang cokelat.

4. Penggunaan alat mesin pertanian untuk penghematan biaya tenaga kerja serta pengurangan kehilangan 
    hasil panen.


Semoga bermanfaat...

MANFAAT SEKAM



Suatu pemandangan yang lazim dilihat disekitar penggilingan padi adalah gunungan sekam yang makin lama makin tinggi.
Padahal sekam dapat dimanfaatkan untuk industri bangunan dan sebagai bahan bakar alternatif.

Sebagai bahan bangunan, sekam bisa dimanfaatkan sebagai hard board, semen hidraulik, bahan reinforcing karet, industri detergen, industri silika dan industri mineral.

Hard board sekam mempunyai sifat tahan air, tahan api dan anti rayap, sehingga dapat digunakan untk bagian dalam atau bagian luar rumah.

Pencampuran abu sekam dengan 20-30% kapur dapat menghasilkan semen hidraulik untuk pembuatan bata tahan asam.

Bahan reinforcing karet dapat dibuat dengan mencampurkan 50-100 bagian abu sekam dengan 100 bagian karet sintetik styrene butadiene rubber (SBR).

Abu sekam dapat direaksikan dengan larutan NaOH untuk menghasilkan natrium silikat yang dapat digunakan sebagai filler dalam pembuatan sabun dan detergen.

Sekam padi setelah dipurifikasi, kadar silika (SiO2) hingga 95%, dapat digunakan sebagai filler dalam industri makanan, kertas, cat, kosmetik, pasta gigi, dan karet.

Absorben dari sekam memiliki kegunaan yang luas di industri pemurnian air, minyak dan lemak, dan pengeringan udara.

Sekam kering dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif untuk skala rumah tangga, industri rumah tangga dan pengeringan gabah.

Selain itu, sekam juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam bentuk arang sekam atau briket arang sekam.

Sekam dapat digunakan sebagai bahan bakar tungku api tradisional, atau kompor sekam untuk keperluan rumah tangga atau industri rumah tangga (kecil) seperti pengrajin tahu dan tempe

Untuk skala yang agak besar sekam juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengering gabah yang tidak tergantung listrik ataupun solar.

Arang sekam dapat dibuat dengan cerobong kapasitas 15 Kg/jam, yaitu dengan meletakkan sekam kering di sekitar cerobong yang di dalamnya sudah diberi bara api.
Bara api tersebut akan membakar sekam dengan api mininum, sehingga akan terbentuk arang sekam.

Selain dapat digunakan langsung, arang sekam tersebut dapat dibuat briket dengan peralatan sederhana yang terbuat dari bambu dengan diameter 10 cm dan tinggi 7 m.


Semoga bermanfaat...

PENGERTIAN UMUM VARIETAS, GALUR, INBRIDA & HIBRIDA


Varietas merupakan salah satu komponen teknologi penting yang mempunyai kontribusi besar dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani padi.
Komponen teknologi ini sangat berperan dalam mengubah sistem usahatani padi, dari subsistem menjadi usahatani padi komersial.
Berbagai varietas unggul padi tersedia dan dapat dipilih sesuai dengan kondisi wilayah, preferensi petani, dan kebutuhan pasar.

VARIETAS dapat didefinisikan sebagai sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies tanaman yang memiliki karakteristik tertentu seperti bentuk, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, dan biji yang dapat membedakan dari jenis atau spesies tanaman lain, dan apabila diperbanyak tidak  mengalami perubahan.
Jenis varietas menunjukan cara varietas tersebut dirakit dan metode perbanyakan benihnya, sehingga tersedia benih yang dapat ditanam oleh petani.

GALUR adalah tanaman hasil pemulian yang telah diseleksi dan diuji, serta sifat unggul sesuai tujuan pemuliaan, seragam dan stabil, tetapi belum dilepas sebagai varietas.

VARIETAS LOKAL adalah varietas yang telah ada dan dibudidayakan oleh petani dalam kurun waktu yang lama secara terus menerus dan telah menjadi milik masyarakat serta dikuasai negara.

VARIETAS UNGGUL adalah galur hasil pemuliaan yang mempunyai satu atau lebih keunggulan khusus seperti potensi hasil tinggi, tahan terhadap hama, tahan terhadap penyakit, toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk baik, dan atau sifat-sifat lainnya serta telah dilepas oleh pemerintah.

VARIETAS UNGGUL HIBRIDA (VUH) adalah kelompok tanaman padi yang terbentuk dari individu-individu generasi pertama (F1) turunan suatu kombinasi persilangan antar tetua tertentu.
VUH memilki potensi hasil lebih tinggi dari varietas unggul inbrida yang mendominasi areal pertanaman padi.

Secara genetik individu tanaman tanaman hibrida bersifat heterozigot, namun dalam satu populasi hibrida penampilan pertanaman akan seragam atau homogen sehingga pertanaman hibrida bersifat heterozigot homogen (heterozigous homogenous).
Oleh karena pertanaman varietas hibrida yang ditanam secara komersial dalam skala luas akan kelihatan seragam sebagaimana halnya galur murni.
Karena tanaman hibrida bersifat heterozigot maka benih generasi berikutnya jika ditanam akan bersegregasi sehingga penampilanya tidak seragam.
Oleh karena itu hasil panen varietas hibrida tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai benih pada pertanaman berikutnya.
Hal itu berarti benih F1 Hibrida harus selalu diproduksi setiap musim.

Tanaman padi mempunyai bunga sempurna (organ jantan dan betina terletak pada satu bunga yang sama), karena itu tetua betina pembentuk padi hibrida harus memiliki sifat ‘mandul jantan’.
Secara genetis hal itu dapat dilakukan dengan memasukan gen pengendali kemandulan atau CMS (Cytopasmic-genetic Male Sterility), sehingga tetua yang mengandung gen CMS tersebut hanya berfungsi sebagai bunga betina.

Varietas Padi Hibrida yang berkembang di Indonesia adalah varietas padi hibrida yang dibentuk menggunakan metode tiga galur, yaitu Galur Mandul Jantan (GMJ) atau CMS (Galur A), Galur pelestari atau maintainer (Galur B), dan tetua jantan yang sekaligus berfungsi sebagai pemulih kesuburan atau restorer (Galur R).

Ketiga Galur (A, B dan R) tersebut harus dibuat dan diseleksi secara ketat untuk membentuk hibrida unggul.
Metode hibrida tiga galur mempunyai kelemahan antara lain produksi benihnya rumit, tidak setiap varietas dapat dijadikan sebagai tetua pembentuk varietas padi hibrida, dan hanya varietas yang tergolong restorner saja yang dapat dijadikan sebagai tetua jantannya.

Perakitan atau pemuliaan varietas hibrida dilandasi oleh adanya fenomena genetika yang disebut vigor hibrida atau heterosis yaitu, suatu kecenderungan bahwa individu F1 hasil suatu persilangan akan tampil lebih baik dibandingkan dengan salah satu atau rata-rata kedua tetuanya.
Pada sekala komersial, keunggulan suatu varietas hibrida dinyatakan dalam nilai standar heterosis yaitu persentasi keunggulan potensi hasil suatu varietas hibrida terhadap potensi hasil varietas pembanding baku yang umumnya berupa Varietas Inbrida yang paling populer di daerah pengembangan.


Semoga bermanfaat...

Thursday, 12 January 2017

PUPUK HAYATI VS PUPUK ORGANIK


Pupuk hayati dan pupuk organik, keduanya sama-sama bertujuan untuk menyuburkan tanah. Namun, pada kebiasaanya petani lebih mengenal pupuk hayati sama dengan pupuk organik, sehingga bila kita memperkenalkan istilah pupuk hayati identik dengan pupuk organik. Entah itu berbentuk granule maupun berbentuk cair, petani mengenalnya sebagai pupuk organik. Meski sebenarnya keduanya sangatlah berbeda.

PUPUK HAYATI

Adalah hasil rekayasa bioteknologi yang berguna bagi pertanian secara umum dengan kandungan utamanya adalah mikroorganisme-mikroorganisme menguntungkan bagi kesuburan lahan dan pertumbuhan tanaman baik secara vegetatif maupun generatif.
Pupuk hayati tidak mengandung Nitrogen, Phospat, maupun Kalium.
Akan tetapi mikroorganisme yang terkandung di dalamnya, apabila di dalam tanah dapat menghasilkan Nitrogen yang ditambatkan dari udara, menguraikan P dan K yang terikat dengan senyawa lain.

PUPUK ORGANIK

Adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman

 Dalam Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006 dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.


Semoga bermnafaat...

Tuesday, 10 January 2017

SIFAT DAN MANFAAT TANIN


Sifat-sifat Tanin

Untuk membedakan tanin dengan senyawa metabolit sekunder lainnya, dapat dilihat dari sifat-sifat dari tanin itu sendiri.
Sifat-sifat tanin, antara lain :

1. Sifat Fisika.
Sifat fisika dari tanin adalah sebagai berikut :

Apabila dilarutkan ke dalam air, tanin akan membentuk koloid dan akan memiliki rasa asam dan sepat. 

Apabila dicampur dengan alkaloid dan glatin, maka akan terbentuk endapan.

Tanin tidak dapat mengkristal.

Tanin dapat mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.

2.  Sifat Kimia
Sifat kimia dari tanin adalah sebagai berikut :

Tanin merupakan senyawa kompleks yang memiliki bentuk campuran polifenol yang sulit untuk dipisahkan sehingga sulit membetuk kristal.
Tanin dapat diidentifikasi dengan menggunakan kromotografi.
Senyawa fenol yang ada pada tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptic dan pemberi warna.

3. Sifat sebagai pengkhelat logam.
Fenol yang ada pada tanin, secara biologis dapat berguna sebagai khelat logam.
Mekanisme atau proses pengkhelatan akan terjadi sesuai dengan pola subtitusi dan pH senyawa fenol itu sendiri.
Hal ini biasanya terjadi pada tanin terhidrolisis, sehingga memiliki kemampuan untuk menjadi pengkhelat logam.

Khelat yang dihasilkan dari tanin ini dapat memiliki daya khelat yang kuat dan dapat membuat khlelat logam menjadi lebih stabil dan aman di dalam tubuh.
Namun, dalam mengkonsumsi tanin harus sesuai dengan kadarnya, karena apabila terlalu sedikit (kadarnya rendah) tidak akan memberikan efek, namun apabila mengkonsumsi terlalu banyak (kadar tinggi) dapat mengakibatkan anemia karena zat besi yang ada dalam darah akan dikhelat oleh senyawa tanin tersebut.


Manfaat Tanin

Sebagai senyawa metabolit sekunder, tanin memiliki banyak manfaat dan kegunaan.
Manfaat dan kegunaan tanin adalah sebagai berikut :

1. Sebagai anti hama untuk mencegah serangga dan fungi pada tanaman.

2. Sebagai pelindung tanaman ketika masa pertumbuhan dari bagian tertentu tanaman, misalnya pada bagian buah, saat masih muda akan terasa pahit dan sepat.

3. Sebagai adstrigensia pada GI dan kulit.

4. Untuk proses metabolisme dari beberapa bagian tanaman.

5. Dapat mengendapkan protein sehingga digunakan sebagai antiseptik.

6. Sebagai antidotum (keracunan alkaloid).

7. Sebagai reagen pendeteksi gelatin, alkaloid, dan protein.


8. Sebagai penyamak kulit dan pengawet.


Semoga bermanfaat...

Thursday, 5 January 2017

PENYEBAB, CARA MENCEGAH & TANGANI TERNAK DOWNER (TIBA-TIBA AMBRUK/JATUH)




Beberapa faktor sangat berpengaruh terhadap produksi dan keberhasilan usaha pemeliharaan ternak sapi maupun ternak kambing.
Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu :
Faktor Internal
Faktor Eksternal.


  • Faktor Internal secara mudah adalah faktor yang berasal dari sapinya sendiri.

  • Faktor Eksternal lebih banyak macam.

 Berikut ini beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar usaha pemeliharaan/peternakan bisa berhasil dengan baik :

1. FAKTOR INTERNAL 
  • Umur Ternak
  • Breed/Bangsa Ternak
  • Sex/Jenis Kelamin Ternak

2. FAKTOR EKSTERNAL 
  • Pakan (Kualitas dan Kuantitas)
  • Pengobatan/Penyakit
  • Manajemen Kandang
  • Handling/Penanganan Ternak
  • Tenaga Kerja (Tenaga Kasar dan Tenaga Ahli)
  • Lingkungan Sekitar (Masyarakat terdekat dengan lokasi usaha)
  • Alam/Musim

Faktor-faktor tersebut diatas harus menjadi pertimbangan saat kita akan memulai usaha peternakan sapi maupun kambing.

Faktor penyebab sapi atau kambing tiba-tiba ambruk dan seringkali kita tidak tahu penyebabnya.
Penyebab yang paling umum adalah karena sapi/kambing tersebut memang dalam kondisi sakit, itu yang paling mudah dideteksi.
Tetapi jika ternak yang menurut kita sehat tanpa ada riwayat sakit sama sekali tiba-tiba ambruk maka hal inilah yang perlu kita waspadai.

Beberapa faktor penyebab ternak sapi dan ternak kambing tiba-tiba bisa ambruk/downer antara lain :

- Disebabkan Karena Penyakit
 Ini adalah faktor penyebab utama banyak ternak sapi dan kambing yang tiba-tiba ambruk karena kepayahan akibat penyakit yang menyerangnya.
Mulai dari penyakit berbahaya seperti anthrak, mulut dan kuku dan mad cow, pada kondisi yang sudah parah akan mengakibatkan sapi ambruk dan bahkan berlanjut dengan kematian.
Untuk jenis penyakit yang berbahaya ini umumnya peternak sudah sangat memahami resiko yang akan ditanggung jika sapi terserang penyakit ini.

Penyakit yang terlihat ringan tetapi perlu diwaspadai adalah cacingan.
Mungkinkah penyakit cacingan bisa menyebabkan sapi/kambing tiba-tiba rubuh/ambruk..?
Sangat mungkin karena pada serangan cacingan yang parah, ternak akan mengalami diare atau mencret yang hebat sehingga ternak akan mengalami dehidrasi dan akhirnya bisa ambruk jika dehidrasi tidak segera tertangani.
Cacingan yang parah juga mengakibatkan ternak lemah karena sangat kekurangan gizi meskipun pakan yang diberikan cukup secara kuantitas dan kualitas tetapi gizi pakannya hanya akan diserap oleh cacing. 

- Faktor Cuaca Panas (Heat Stress)
Salah satu faktor alam yang sangat signifikan mempengaruhi industri peternakan sapi adalah kemarau/panas.
Kemarau panjang mengakibatkan ketersediaan hijauan yang jauh berkurang sehingga peternak terpaksa memberi pakan sapinya "asal kenyang" dan "asal makan" dengan bahan pakan seadanya.
Kekurangan hijauan sebagai pakan utama sapi sangat berpengaruh terhadap daya tahan sapi terhadap panas.

Panas tinggi saat musim kemarau mengakibatkan sapi harus ekstra keras mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap normal, salah satu yang dilakukan sapi adalah dengan "panting" atau "menggos" sebagai efek perlawanan tubuh terhadap panas.
Menggos atau panting yang terus menerus dan jangka lama bisa mengakibatkan ternak kelelahan dan pada akhirnya bisa menyebabkan ternak rubuh/ambruk, seyogyanya saat cuaca terlalu panas, waspadai panting pada sapi. 

Parameter yang bisa digunakan untuk melihat kejadian heat stress; frekuensi nafas melebihi 80 kali/ menit, suhu tubuh meningkat diatas 39,2°C, menurunya asupan bahan kering (dry matter intake). 

- Keracunan Pakan
 Faktor lain yang bisa berakibat sapi ambruk/rubuh adalah adanya keracunan pakan.
Akibat keracunan pakan metabolisme sapi tidak normal.
Jika keracunan dalam taraf yang akut atau parah maka kerja jantung dan paru-paru akan sangat terganggu sehingga bisa berujung sapi menjadi ambruk/rubuh. 

Contoh cara menangani sapi/kambing yang keracunan urea (karena dosis yang berlebihan) pada bahan pakannya :

Berikan larutan asam cuka (asam asetat 5%) pada ternak yang keracunan urea.
Dosis untuk sapi adalah 2-5 liter asam cuka sedangkan dosis untuk kambing adalah 0,5-2 liter asam cuka.
Fungsi asam cuka adalah untuk menghambat dan menonaktifkan pembentukan NH3.
Setelah pemberian asam cuka dilanjutkan dengan pemberian air es dengan suhu antara 0-4 derajat Celsius.
Setelah perlakuan ini usahakan isi lambung bisa terkuras semua.

- Tarung Antar Ternak 
Jika pemeliharaan sapi lokal jantan dengan sistem koloni, dimana sapi dilepas dalam satu kandang mungkin dengan populasi 20-25 ekor per kandang tanpa diikat atau ditongar biasanya akan muncul satu atau dua ekor sapi yang dominan dan berebut untuk menjadi pimpinan dalam kandang tersebut.
Perebutan "jabatan" pimpinan kandang akan dilakukan dengan pertarungan yang kadang bukan cuma mengakibatkan luka dan sakit antara dua sapi tersebut tetapi sering juga mengakibatkan sapi-sapi yang lain menjadi stress.
Akibat dari tarung antar ternak sapi ini pada kondisi yang parah bisa mengakibatkan downer atau ambruk.

- Sapi Ambruk Setelah Beranak
Kasus sapi ambruk yang sering terjadi pada sapi betina adalah ambruk setelah melahirkan.
Hal ini umumnya diakibatkan karena kecapekan atau sapi kehabisan tenaga akibat melahirkan.
Ambruknya sapi setelah melahirkan biasanya lebih dikenal dengan penyakit milk fever.

- Milk Fever
Pencegahan terhadap kejadian milk fever sangat dipengaruhi oleh jumlah kalsium yang dapat diserap dan bukan pada unsur fosfor atau imbangan Ca:P.

Pemberian kalsium hendaknya sekedar untuk memelihara fungsi faali (2.5 g/100 lb).

Yang ideal jumlah Ca dalam pakan sehari adalah 20 gram saja.

Banyak sapi yang mengalami milk fever oleh pemberian kalsium yang tinggi, tidak terganggu oleh pembatasan pemberian unsur tersebut.

Gejala Milk Fever :
  • Perilaku sapi nampak gusar dalam waktu yang singkat, kemudian kaki belakang nampak lemah, sulit digerakkan, gerakkan rumen terhenti dan nafsu makan hilang.
  • Akibat berikutnya adalah sapi menjadi lumpuh dan ambruk/rubuh.
  • Kelumpuhan ini bisa terjadi beberapa hari sebelum ataupun sesudah melahirkan.
  • Kondisi lainnya adalah sapi berbaring terus menerus dengan posisi seperti sapi yang sehat, tetapi lehernya dilipat dan kepalanya diletakkan disisi tubuhnya.
  • Mengalami kesulitan saat menelan dan ludah keluar dari mulut.
  • Mata sayu dan Bola mata setengah tertutup.
  • Suhu badan/Temperatur tubuh menurun sampai 35ÂșC.
  • Susah buang air besar / sembelit.

Pada peternakan yang kandungan kalsium pada pakannya kurang maka perlu diberikan mineral blok sementara yang cukup kandungan kalsiumnya dalam pakan sehari-hari pemberian mineral blok yang mengandung kalsium-fosfat tidak dianjurkan untuk sapi yang bunting. 

Setelah melahirkan pemberian garam kalsium harus ditingkatkan.
Pemberian vitamin D2 20-30 juta IU/hari 3-8 hari pre partus mampu menurunkan kejadian milk fever.
Vitamin D3 sebanyak 10 juta IU yang disuntikkan intravena sekali saja 28 hari sebelum melahirkan dapat pula menurunkan kejadian milk fever tanpa diikuti deposisi kalsium dialat-alat tubuh.

Sapi Ambruk Karena Sebab Lain
 Saat pengangkutan sapi terlalu penuh, melebihi kapasitas alat angkut/truk.
Saat menurunkan sapi tidak ada loading sehingga sapi harus loncat yang bisa mengakibatkan patah kaki yang berujung downer/ambruk.
Penanganan yang kasar seperti pemukulan pada daerah kaki sapi yang terlalu keras tidak mengindahkan kesejahteraan hewan (animal welfare).
Kekurangan pakan dan minum yang parah terutama pada sapi yang dipelihara dipadang penggembalaan saat kemarau panjang dan rumput mengering/meranggas.

Penanganan Ternak Ambruk/Downer
 Untuk mengatasi ternak yang tiba-tiba ambruk atau rubuh akan lebih mudah jika kita mengetahui apa penyebabnya terlebih dahulu.
Beberapa tindakan berikut ini bisa dilakukan untuk mengatasi ternak yang ambruk/rubuh :

Jika ambruk karena heat stress/cuaca panas maka jalan yang terbaik adalah dengan memindahkan sapi ke tempat yang benar-benar teduh, jika perlu dibantu dengan fan/kipas angin besar agar sirkulasi udara lebih lancar.

Pencegahan ambruk saat cuaca panas adalah dengan pemberian elektrolit pada air minum secara rutin setiap hari.

Pemberian hijauan diperbanyak dan pemberian konsentrat yang berenergi tinggi agak dikurangi jumlahnya.

Jika ambruk karena keracunan pakan alternatif penanganannya adalah sapi diberi minum banyak-banyak (diconthang) untuk membersihkan rumen dan jika perlu juga diberikan obat pencahar.

Usahakan semua cairan rumen bisa bersih keluar semua.

Jika sapi ambruk karena penyakit tentunya penyakitnya harus terlebih dahulu diobati secara intensif.

Jika sapi ambruk karena tarung, pisahkan sapi yang ambruk pada kandang karantina, periksa seluruh tubuh sapi apakah ada luka atau ada tulang patah, jika semua aman beri minum sapi dengan air plus elektrolit.

Dan yang terpenting jangan mencampurkan lagi sapi tersebut jika sudah sehat dengan sapi-sapi dari kandang yang sama karena kemungkinan besar akan tarung lagi dengan yang lain.

Sapi ambruk karena melahirkan bisa dicegah dengan pemberian pakan yang cukup kalsium terutama sebulan sebelum melahirkan. 

Beberapa Obat yang bisa digunakan untuk Mengatasi Sapi Ambruk

Jika dirasa perlu bisa diberikan cairan infus yang bisa dibeli di apotik atau toko pertanian/peternakan.

Memberikan suplemen mineral, khususnya yang mengandung mineral natrium dan kalium untuk mengganti mineral yang hilang akibat respirasi/pernapasan, pengeluaran keringat dan atau urine yang berlebih.
Contohnya ialah dengan memberikan Mineral Feed Supplement-S.
Berikan suntikan vitamin B kompleks.

Memberikan suplemen vitamin dengan kandungan vitamin B kompleks untuk memaksimalkan proses metabolisme tubuh dan merangsang nafsu makan ternak sapi. Contoh produk yang dapat diberikan seperti Injeksi Vitamin B Kompleks.

Berikan suntikan penguat otot seperti biosan/biosalamin atau merk lain.

Suntikan antibiotika jika sapi-sapi yang ambruk diketahui akibat dari infeksi penyakit

Metode/Cara Mencegah Heat Stress/Stress karena Cuaca Panas Pada Sapi

Mengatur pemberian pakan sedemikian rupa, pemberian  feed additif, dan obat-obatan
Bentuk konstruksi atap kandang dan bahan atap diusahakan dari bahan yang tidak menyerap panas agar saat cuaca terik tetap dingin
Saluran ventilasi udara yang benar-benar lancar
Pemasangan pipa bawah tanah (under ground pipe)
Bisa juga dengan alternatif penyediaan kolam untuk berendam
Penyediaan Cooling fan
Penyediaan instalasi Sprinkler dikombinasikan dengan fan cooling

Bahaya dan komplikasi yang bisa Timbul Jika Sapi Ambruk tidak segera diatasi :

Timbulnya luka-luka pada kulit.
Yang disebabkan karena infeksi yang berasal dari lantai akibat gesekan yang terus menerus karena sapi terbaring/ambruk disebut dengan istilah dekubites.

Timbul Bloat/Kembung/Timpani.
Sapi yang terbaring lama (ambruk) bisa mengakibatkan perut menjadi kembung atau timpani, karena lantai yang selalu dingin mendorong terjadinya penimbunan gas dalam perut pada penderita yang selalu berbaring.

Komplikasi dengan kasus penyakit paru-paru/Pneumonia.
Karena terjadi regurgitasi pada waktu memamah biak disertai adanya paralisa dari laring dan faring. Sewaktu menelan makanan, sebagian makanan masuk ke dalam paru-paru dan dapat diikuti oleh pneumonia pada penderita. Untuk menjaga daya tahan tubuh ternak bisa digunakan ramuan tradisional / Jamu Ternak.


Semoga bermanfaat...